Berita Batang

Di Batang Limbah Kayu Diolah Menjadi Jam Tangan Bernilai Jual Tinggi

Banyaknya limbah kayu sisa mebel yang ada di sekitar rumah membuat Nurfaisal Edy Nugroho berkreasi dengan memanfaatkannya menjadi jam tangan kayu. 

Penulis: dina indriani | Editor: Rival Almanaf
Istimewa
Faisal sedang memproduksi jam tangan kayu di rumah produksinya yang berada di Desa Subah, Kecamatan Subah, Batang, Senin (18/1/2021). 

TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Banyaknya limbah kayu sisa mebel yang ada di sekitar rumah membuat Nurfaisal Edy Nugroho berkreasi dengan memanfaatkannya menjadi jam tangan kayu. 

Pria yang akrab disapa Faisal ini membuat jam tangan kayu dengan paduan desain modern dan elegan sehingga cocok bagi yang selalu ingin tampil beda.

Dia juga membuat berbagai bentuk sesuai pesanan pelanggan. 

"Ide awal itu muncul karena banyak limbah kayu jati yang ada di daerah tempat tinggal saya, pertama saya bikin untuk saya sendiri tapi ternyata saat dipakai banyak teman yang tertarik,  akhirnya saya bikin-bikin sesuai permintaan dan bernilai jual tinggi," tuturnya saat ditemui di tempat produksi di Desa Subah Batang, Senin (18/1/2020).

Baca juga: Ganjar Sebut PSBB Jawa Bali Selama Sepekan Belum Terasa Dampaknya, Sejumlah Aturan Diubah

Baca juga: Dibutuhkan Sekitar Rp 400 Miliar Untuk Perbaiki Semua Jalan Rusak di Pemalang

Baca juga: Antisipasi Bencana Alam Tahun Ini, Pemkab Tegal Siapkan Anggaran Rp 10 Miliar

Baca juga: Dalam Sehari, Ada 3 Kecelakaan di Ruas Tol Pemalang-Batang

Dia mengatakan untuk menghasilkan kualitas yang bagus, tak sembarang limbah kayu digunakan, hanya limbah kayu Jati dan Sonokeling juga baru-baru ini permintaan kayu sawo. 

"Untuk kualitas yang bagus itu kayu Jati dan Sonokeling tapi baru-baru ini banyak juga permintaan kayu sawo yang juga kualitasnya ternyata cukup bagus," ujarnya. 

Langkah awal yang dilakukan yakni mengebor kayu sebagai tempat mesin penunjuk waktunya. 

Setelah proses pengeboran dan pemotongan, kemudian jam tangan setengah jadi masuk ke proses penghalusan dengan amplas. 

Selanjutnya potongan-potongan kayu yang sudah terbentuk masuk ke proses pewarnaan.

Baca juga: Kontrovesri Airlangga Hartarto Positif Covid-19 Tak Pernah Diumumkan, Kini Donasi Plasma Konvalesen

Baca juga: Nakes Penolak Vaksinasi Covid-19 Tak akan Diberi Izin Praktik, Ini Alasannya

Baca juga: Dedy Yon Serahkan SK kepada 195 CPNS Pemkot Tegal, Ini Pesan yang Disampaikan

Setelah jadi, hasil karyanya tersebut dijual dengan kisaran harga Rp 250 ribu sampai Rp 500 Ribu.

Dalam satu hari, Faisal yang telah memiliki 6 karyawan itu bisa memproduksi 5 buah jam tangan.

Hasil tangan kreatifnya itu kini sudah dijual secara online hingga ke beberapa kota besar.

"Selain offline juga saya jual lewat online, pengiriman sudah ke luar jawa NTT,  Irian,  tapi yang paling laris itu di Bali, Jakarta,  Bandung,  Semarang. Kalau luar negeri ada beberapa teman yang beli di sini dan dibawa pulang untuk oleh-oleh," pungkasnya. (din) 

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved