Berita Sains

Termasuk Jateng, Ini Daftar Wilayah Rawan Awan Cumulonimbus yang Bisa Bahayakan Penerbangan

Termasuk Jateng, Ini Daftar Wilayah Rawan Awan Cumulonimbus yang Bisa Bahayakan Penerbangan

SHUTTERSTOCK/Skycolors
Ilustrasi pesawat terbang di tengah cuaca mendung dan awan cumulonimbus. Keberadaan awan cumulonimbus tidak hanya dapat memberi dampak cuaca ekstrem, tetapi juga mengganggu penerbangan. 

BMKG memperingatkan potensi adanya awan cumulonimbus yang dapat membahayakan penerbangan. Di antaranya termasuk di wilayah Jawa Tengah (Jateng).

TRIBUNPANTURA.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan agar maskapai penerbangan mewaspadai adanya potensi pertumbuhan awan cumulonimbus (Cb) beberapa hari ke depan.

Hal ini ditegaskan oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam konferensi pers secara daring, Sabtu (23/1/2021).

Seperti diketahui, awan cumulonimbus adalah salah satu jenis awan yang bisa memicu terjadinya berbagai bencana hidrometeorologi.

Baca juga: SMKN 2 Slawi Fasilitasi Ponsel Gratis kepada Siswa untuk Belajar Daring, Ini Syaratnya

Baca juga: Bupati Temanggung dan Ketua DPRD Gagal Divaksin, Ini Daftar Pejabat Tak Lolos Screening Kesehatan

Baca juga: Asisten Apoteker Rumah Sakit di Purbalingga Edarkan Narkoba, Polisi: Dia Juga Oplos Obat Berbahaya

Baca juga: Anak Gugat Ibu Kandung di PN Kendal Ihwal Tanah, Ramisah: Saya Disumpahi Meninggal Jadi Babi

Misalnya banjir bandang, badai petir, gelombang tinggi, curah hujan yang tinggi, tornado, puting beliung, dan waterspout.

Awan ini terbentuk di bagian bawah troposfer, yakni lapisan atmosfer yang paling dekat dengan permukaan Bumi.

Karena penguapan dan efek rumah kaca, wilayah ini menghasilkan udara hangat yang memungkinkan terciptanya awan cumulus dan awan cumulonimbus.

Turbulensi yang diciptakan oleh gesekan antara udara dan permukaan bumi dikombinasikan dengan panas yang tersimpan dari matahari, sehingga membantu mendorong sebagian besar cuaca. 

Cumulonimbus juga sering disebut sebagai salah satu penyebab utama kecelakaan pesawat.

Salah satunya, meski masih diselidiki penyebab pastinya, kejatuhan pesawat Sriwijaya Air JT 182 beberapa waktu lalu kemungkinan akibat faktor cuaca terkait dengan keberadaan awan cumulonimbus.

Berikut daftar wilayah yang berpotensi tinggi terjadi awan cumulonimbus (Cb):

Untuk cuaca penerbangan berdasarkan prediksi untuk periode tanggal 25-28 Januari 2021, saat ini secara umum masih berpotensi tinggi terjadinya pembentukan awan-awan Cb yang dapat membahayakan penerbangan.

Awan Cb dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75 persen Occasional (OCLN) diprediksi terjadi di wilayah berikut:

  • Aceh
  • Sumatera Utara
  • Sumatera Barat
  • Sumatera Selatan
  • Lampung
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat (NTB)
  • Nusa Tenggara Timur (NTT)
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Sealatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Papua Barat
  • Papua
  • Samudera Hindia barat
  • Perairan Bengkulu hingga Jawa Tengah
  • Perairan Utara Jawa Tengah
  • Laut Sumbawa
  • Laut Flores
  • Selat Makassar
  • Laut Sulawesi
  • Perairan selatan Bali hingga Nusa Tenggara Timur 
  • Samudera Hindia selatan Bali hingga NTT 
  • Laut Arafuru
  • Samudera Pasifik utara Papua

Sedangkan awan cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial lebih dari 75 persen (frequents/FRQ) selama tujuh hari ke depan diprediksi terjadi di Samudera Hindia utara Australia Barat.

Oleh karena itu, Herizal mengatakan, BMKG terus mengimbau masyarakat dan semua pihak yang terkait dengan sektor transportasi agar selalu meningkatkan kewaspadaaan terhadap cuaca signifikan atau potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi di puncak musim hujan ini, demi mewujudkan keselamatan dalam layanan penerbangan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved