Berita Blora

360 Nakes di Blora Tak Ikut Vaksinasi Covid-19 Tahap Pertama, Dinkes Beber Alasannya

360 Nakes di Blora Tak Ikut Vaksinasi Covid-19 Tahap Pertama, Dinkes Beber Alasannya

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: yayan isro roziki
YOUTUBE/TRIBUNNEWS
Presiden Joko 'Jokowi' Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19, dalam program Vaksinsasi Covid-19 di Indonesia. 

TRIBUNPANTURA.COM, BLORA – Sekitar 360 tenaga kesehatan di Kabuaten Blora dipastikan tidak turut disuntik vaksin tahap pertama.

Sebab, mereka sebelumnya pernah dinyatakan positif Covid-19.

“Jumlahnya sekitar 360 tenaga kesehatan (yang pernah positif Covid-19),” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Blora, Henny Indriyanti kepada Tribunpantura.com, Selasa (26/1/2021).

Baca juga: Lintasi Salah Satu Jembatan Terpanjang di Indonesia, Tol Kayu Agung-Kramasan Resmi Beroperasi

Baca juga: 7 Fakta Video Pasangan Mesum di Halte Senen: Perempuan Dibayar Rp22.000 hingga Pelaku Tak Ditahan

Baca juga: Barcelona di Ambang Bangkrut? dalam Tempo 6 Bulan Harus Lunasi Utang Rp12,5 Triliun

Baca juga: Percepatan Vaksinasi Covid-19, Yulianto: Termin Kedua di Jateng Harus Rampung 28 Januari

Tenaga kesehatan tersebut yang tidak turut dalam vaksinasi tahap pertama ini lantaran sudah punya antibodi.

Mereka yang pernah dinyatakan positif ini terdiri atas dokter, perawat, dan tenaga nonmedis yang bekerja di fasilitas kesehatan.

Saat ini mereka telah dinyatakan negatif.

“Semua dokter perawat, yang tenaga kesehatan non medis yang bekerja di fasilitas kesehatan kan juga didata. Karena sudah punya antibodi,” ujar Henny.

Dia melanjutkan, apakah ke depan tenaga kesehatan yang pernah positif akan tetap mendapatkan vaksin, Henny belum bisa menjelaskan.

Sebab pihaknya masih menunggu kebijakan atas hal tersebut dari pemerintah pusat.

“Ke depan apakah ada jatah untuk vaksin (bagi tenaga kesehatan yang pernah positif), kami lihat dulu kebijakannya,” ujarnya.

Selain yang pernah positif, lanjutnya, vaksinasi tahap pertama ini tidak diberikan kepada tenaga medis yang tidak lolos 16 kriteria.

Di antara kriteria yang tidak turut sebagai penerima vaksin yakni memiliki komorbid misalnya diabetes melitus yang tidak terkontrol, hipertensi, hipertiroid, dan hipotiroid.

Namun sebelumnya, pihaknya akan mengecek terlebih dulu apakah memungkinkan untuk disuntik vaksin.

“Kami lihat dulu masih betul-betul gagal tidak boleh (divaksin) atau bisa ditunda, diobatin dulu kemudian dicek lagi,” ujar dia.

Terkait jumlah tenaga medis yang memiliki komorbid dan kemudian tidak lolos kriteria vaksinasi, saat ini belum terdata.

Sumber: Tribun Pantura
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved