Berita Semarang
Teliti Penerapan Nilai-Nilai Tasawuf dalam Pelaksanaan Konseling Heri Berhasil Raih Gelar Doktor
Saptadi Ismanto SPd MPd Kons Dosen Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Senin (25/01/2021).
TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - Heri Saptadi Ismanto SPd MPd Kons Dosen Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Senin (25/01/2021) berhasil raih gelar doktor Bimbingan dan Konseling di Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Heri sukses dengan disertasi yang berjudul Penerapan Nilai-Nilai Tasawuf dalam Pelaksanaan Konseling Terhadap Konseling yang Memiliki Perilaku Seks Berisiko.
Selama merampungkan disertasi Heri dibimbing promotor Prof Dr Sugiyo MSi, Ko-Promotor Dr Anwar Sutoyo MPd, anggota Promotor Prof Dr Soesanto MPd.
Baca juga: Jadwal Pelayanan Donor Darah PMI Kota Semarang Rabu 27 Januari 2021 Buka di Empat Lokasi
Baca juga: Jadwal Samsat Keliling Kabupaten Tegal Hari Ini, Rabu 27 Januari 2021 Ada di Tiga Lokasi
Baca juga: DPRD Jateng Targetkan Rampungkan 23 Raperda Prioritas pada 2021
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Wilayah Tegal Raya Rabu (27/1/2021), Waspada Hujan Petir Pada Sore Hari
Dalam penelitianya, Heri Saptadi menerangkan jika individu berperilaku seks berisiko di masyarakat merupakan subjek yang memiliki masalah-masalah psikologis.
Salah satu layanan bantuan bagi subjek tersebut dinamakan layanan konseling dengan pendekatan tasawuf.
Di hadapan para penguji serta promotor Heri Saptadi Ismanto menyampaikan tujuan penelitianya mengkaji konseli berperilaku seks berisiko.
Kedua mengkaji nilai-nilai tasawuf dalam konseling.
Ketiga, mengkaji dampak dan hambatan penerapan konseling metode tasawuf pada konseli berperilaku seks berisiko.
Heri Saptadi Ismanto menyampaikan jika konseling metode tasawuf pada pelaku seks berisiko dilakukan pada tiga responden.
“Hasil penelitian yang pertama alasan individu melakukan seks beresiko: terpengaruh pergaulan dengan teman-teman, terpapar pornografi melihat film porno, terpapar paham seks bebas."
"Kedua nilai-nilai tasawuf dalam konseling merupakan konsep layanan konseling dengan keilmuan yang dituntut untuk lebih humanistik, empirik dan fungsional (penghayatan terhadap ajaran Islam),” tutur Heri.
Ketiga, dampak konseling tasawuf dalam kasus perilaku seks berisiko, subyek ada keinginan agar jiwanya bisa tumbuh sehat, ingin memiliki sifat-sifat yang baik, dan jiwa sehat dengan memiliki sifat-sifat yang terpuji.
Hambatannya, perilaku individu yang lebih sehat tidak bertahan lama, maka konseling harus dilakukan berulang-ulang” imbuhnya.
Konseling dalam penelitian mendiskusikan dan membicarakan bagaimana membina moral umat.
Konseling metode tasawuf diawali dari kerangka futuwwah dengan mengaplikasikan sikap zuhud terhadap dunia makrokosmos dan mikrokosmos (manusia).
Tahapannya takhalli (pembersihan hati dari sifat-sifat tercela). tahalli (menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji) tahap tajalli, setelah kedua tahap ini dengan dasar pengolahan batin (esoterik) seseorang akan mampu mengatur dirinya berkehidupan sosial dengan baik.