Berita Pemalang

Cerita Sakunah, Pedagang Kacang yang Hafal Nama-nama Monyet Ekor Panjang di Candi Batur Pemalang

Cerita Sakunah, Pedagang Kacang yang Hafal Nama-nama Monyet Ekor Panjang di Candi Batur Pemalang

Penulis: budi susanto | Editor: yayan isro roziki
Tribunpantura.com/Budi Susanto
Sakunah memberi makan monyet ekor panjang yang biasanya mendiami kawasan Candi Batur di Kecamatan Belik Pemalang, Selasa (16/3/2021). 

Penulis : Budi Susanto

TRIBUNPANTURA.COM, PEMALANG - Sakunah, wanita paruh baya yang menjajakan kacang di kawasan Candi Batur di Kecamatan Belik Pemalang, mengaku hafal nama-nama monyet ekor panjang yang mendiami kawasan tersebut. 

Padahal menurutnya, di kawasan itu ada 1.200 ekor monyet ekor panjang yang yang terbagi dalam beberapa kelompok. 

Hal itu lantaran saking akrabnya Sakunah dengan kawanan monyet ekor panjang, yang ada di kawasan Candi Batur.

Baca juga: Kera Ekor Panjang Jadi Daya Tarik Candi Batur Pemalang, Nur: Melepas Penat di Sela Perjalanan

Baca juga: Inter Milan Dianggap Sudah Juara Serie A Italia, Begini Kata Legenda AC Milan

Baca juga: Jalan Kabupaten Penghubung Antarkecamatan di Rengas Pekalongan Longsor, Tak Bisa Dilalui Mobil

Baca juga: GP Ansor Semarang Laporkan Penerbit Tiga Serangkai ke Polda Jateng, Ihwal Buku Ajar Intoleran

Selain memberi makan, ia acap kali berkomunikasi, dan berbincang dengan beberapa monyet itu. 

Sakunah sendiri sudah tiga tahun menjajakan kacang untuk pengunjung di kawasan Candi Batur. 

Bahkan Sakunah mengenal betul pimpinan kawanan monyet ekor panjang  yang ia sapa dengan nama Jabrik.

"Jabrik satu di antara pimpinan kawanan monyet, ada juga Darkonah dan Ucil. Namun yang di tuakan Jabrik," katanya semberi memberi makan kawanan monyet, Selasa (16/3/2021).

Tak hanya itu, Sakunah juga paham induk dari pimpinan kawanan monyet yang ada.

"Jabrik itu keturunan dari Jambrong, kalau Darkonah keturunannya Gapit. Sekarang Jambrong dan Gapit sudah meninggal," jelasnya secara rinci.

Ia juga menyebutkan, kawanan monyet ekor panjang yang ada di Candi Batur jadi rejeki warga setempat.

"Kalau tidak ada mereka kami tidak bisa jualan kacang, dengan menjajakan kacang kami bisa membiayai kebutuhan kelaurga," katanya.

Sakunah menjelaskan, setiap hari ia biasa membawa pulang Rp150 ribu dari hasil menjajakan kacang.

"Kalau diitung 30 bungkus kacang bisa terjual setiap hari, setiap bungkus kami jual Rp 5 ribu," imbuhnya.

Ditambahkannya, para pedagang tak hanya menjajakan kacang dengan memanfaatkan adanya kawanan monyet.

Halaman
12
Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved