Berita Pemalang

Cerita Nenek Iroh, Akrab dengan Anak Punk di Pemalang, Sudah Seperti Saudara Tak Segan Beri Nasihat

Cerita Nenek Iroh, Akrab dengan Anak Punk di Pemalang, Sudah Seperti Saudara Tak Segan Beri Nasihat

Penulis: budi susanto | Editor: yayan isro roziki
Tribunpantura.com/Budi Susanto
Nenek Iroh tengah menunggu pembeli di warungnya yang ada di dekat Puskesman Randudongkal Pemalang, Sabtu (20/3/2021). 

TRIBUNPANTURA.COM, PEMALANG - Nenek Iroh wanita berusia 62 tahun asal Desa/Kecamatan Randudongkal, Pemalang, nampak akrab dengan anak-anak jalanan.

Anak jalanan yang berdandan ala punk itu bahkan sudah dianggapnya seperti keluarga atau saudara sendiri.

Sehingga, ia tak segan memberi wejangan, dan berbagi ke anak-anak yang biasa disebut warga sekitar dengan anak punk itu.

Baca juga: Ketika Pasukan Militer Kocar-kacir Diserang Koloni Tikus Raksasa yang Brutal, Bagaimana Kisahnya?

Baca juga: Sejak Ganti Nama, Mandiri Online Error Mulu, Warganet Keluhkan Livin by Mandiri Sering Error

Baca juga: Cilukba, Jalur Maut di Pemalang-Purbalingga: Jalan Lurus Berbukit, Sering Memakan Korban Jiwa

Baca juga: Sudah Ada Sejak 1940, Begini Lezatnya Kuliner Legendaris Kue Tempel Mamah Cun di Kota Tegal

Bahkan Iroh menganggap anak-anak yang acap kali ditemui di sekitar perempatan Randudongkal itu, layaknya saudara sendiri.

Di tengah kesibukan menjaga warung, yang ada di dekat Puskesmas Randudongkal, Iroh menuturkan, meski dandanan anak punk terkesan urakan, namun mereka sopan terhadap orang tua. 

"Mereka tak pernah memaksa atau minta ke saya, bahkan setiap datang ke warung mereka membeli dan membayar," katanya, Sabtu (20/3/2021).

Sekitar tiga tahun lebih Iroh berdagang di lokasi tersebut, dan berinteraksi dengan anak-anak yang acap kali berkeliaran di jalanan Randudongkal itu. 

Di mana ia sering kali memberi wejangan agar mereka memikirkan masa depan, dan tidak hanya berkeliaran di jalan. 

"Mereka masih anak-anak, dan saya yang lebih tua wajib memberi nasehat. Ya alhamduliah didengar dan beberapa tak lagi hidup di jalan, dan ada yang memutuskan untuk bekerja," ucapnya. 

Di tengah perbincangan, dua anak jalanan menghampiri warung Iroh yang tepat ada di tepi Jalan Budi Utomo Randudongkal. 

Uang koin berjumlah Rp3.000 mereka sodorkan ke Iroh untuk membeli gorengan yang ia jajakan di warungnya. 

"Ini saya kasi 15 nanti dibagi sama teman-temannya," ujar Iroh sembari memberikan gorengan yang sudah ia bungkus. 

Dua anak itu pun mengucap terimakasih dan melangkah pergi, di iringi menjauhnya dua ramaja berbaju hitam, wanita penuh keriangan itu berujar, anak-anak jalanan tak bisa dinasehati secara keras. 

"Mereka lebih hormat dengan orang yang menghargai mereka. Jadi tidak bisa dikerasi," kata wanita berjilbab merah muda itu. 

Sambil menata dagangan, ia menuturkan sangat sakit hati jika melihat orang-orang berpandangan buruk terhadap anak-anak jalanan. 

Sumber: Tribun Pantura
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved