Berita Parenting

Anak Bandel Tak Mau Dengarkan Omongan Orangtua, Coba 5 Tips Berikut Ini

Anak Bandel Tak Mau Dengarkan Omongan Orangtua, Coba 5 Tips Berikut Ini parenting asuh anak

Istimewa/net
Ilustrasi anak membandel tak mau mendengarkan omongan orangtua. 

TRIBUNPANTURA.COM - Anak mempunyai karakter dan sifat yang unik dan berbeda-beda.

Namun, bila anak dirasa bandel dan tak mau mendengarkan omongan orangtua, bisa juga biki jengkel kedua orangtuanya.

Terlebih bial orangtua sudah mencoba berbagai cara, seperti meminta dengan nada halus, atau menghitung sampai tiga agar anak menurut.

Baca juga: Cerita Pilu WNI Menikah dengan Warga Malaysia, Suami Meninggal Dideportasi Bersama 6 Anaknya

Baca juga: Pesan Khusus Gubernur Ganjar ke Ketua KPAI, Soroti Masalah Anak Terpapar Paham Radikalisme

Baca juga: TNI Jadi Institusi yang Paling Dipercaya Anak Muda, Kalahkan Presiden, Polri dan KPK

Baca juga: Kondom Aneka Rasa Berpotensi Ganggu Kesehatan Organ Intim Wanita, Simak Penjelasannya

Sayangnya, semua cara itu tidak berhasil.

Lantaran merasa kesal, banyak dari kita berusaha mendisiplinkan anak yang tidak menurut.

Namun hati-hati, bisa jadi cara kita mendisiplinkan anak keliru.

Dokter anak Edward Gaydos, DO menjelaskan lima poin mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat kita sedang mendisiplinkan si kecil.

1. Ingat bahwa disiplin bukanlah hukuman

Mengajarkan disiplin kepada anak terkesan seperti kita sedang menghukum anak.

Namun faktanya, disiplin menjadi sarana bagi kita untuk terlibat secara aktif dengan anak, sehingga karakter moral anak bisa terbentuk dan anak dapat berbaur di dalam masyarakat nantinya.

"Dengan disiplin, kita mengajarkan anak-anak pengendalian diri," jelas Gaydos.

"Sedangkan hukuman adalah memberikan hukuman langsung dan hilangnya hak istimewa anak sebagai pembalasan."

Mendisiplinkan anak jauh lebih efektif daripada menghukumnya, namun ketahuilah cara ini membutuhkan lebih banyak usaha dan waktu.

2. Memerhatikan dan memuji anak

Perhatikan apa yang dilakukan anak, dan jika tindakan anak itu adalah tindakan baik, berikan pujian kepada anak, menurut Gaydos.

Sebagai orang tua kita harus memerhatikan di saat anak secara aktif terlibat dalam perilaku yang baik, dan memujinya.

Memberi perhatian positif pada perilaku anak yang baik bisa bermanfaat bagi anak, seperti membentuk perilaku sekaligus membangun kepercayaan dirinya.

"Sisihkan waktu untuk mendengarkan sepenuhnya apa yang anak katakan, dan setujui jika perlu," terang Gaydos.

"Jika Anda tidak setuju, katakan saja. Pastikan Anda meluangkan waktu untuk memberi tahu mereka alasannya."

Para orang tua yang menunjukkan empati terhadap anak-anak bisa menjadi teladan yang baik, kata Gaydos. Komunikasi adalah kuncinya.

3. Mematuhi batasan

Perlu ada batasan agar hal-hal berjalan sebagaimana mestinya, begitu pula pada anak.

Kita bisa berkomunikasi dengan anak mengenai perilaku yang kita harapkan darinya.

Setelah kita menetapkan batasan, pastikan baik anak maupun kita sebagai orang tua mematuhi batasan tersebut.

"Kita menetapkan batasan ini, lalu kita menindaklanjutinya," sebut Gaydos.

"Jika anak merasa ragu-ragu, ia harus tahu akan ada konsekuensi. Tidak ada kejutan, tidak ada negosiasi ulang dan tidak ada pencabutan aturan."

4. Menjelaskan kepada anak secara spesifik

Jangan berasumsi bahwa anak selalu mengetahui apa yang diinginkan kita sebagai orang tua.

Jika kita tidak mengatakan keinginan secara jelas, baik kita maupun anak akan merasa frustasi.

Buatlah batasan yang jelas dan realistis, serta spesifik untuk anak.

"Mengingatkan anak dengan 'kamu lebih baik menjadi anak baik' adalah pesan yang terlalu luas dan umum," kata Gaydos.

Cobalah lebih spesifik, seperti memberi tahu anak seperti apa tindakan yang baik untuk dilakukan, agar anak memahami apa yang diharapkan orangtua.

Tindakan yang "baik" bisa berarti tidak mengganggu orang dewasa yang sedang mengobrol, atau membuang sampah pada tempatnya.

5. Kita adalah orang tua, bukan teman

Terkadang kita ingin memperlakukan anak seolah ia adalah sahabat kita.

Namun, anak membutuhkan kita untuk memimpin dan mengajarkannya saat anak tumbuh.

Mendisiplinkan anak dan menetapkan batasan akan menanamkan kepercayaan diri saat anak belajar menjalani kehidupan.

"Kita bukan pengamat pasif yang tiba-tiba diharuskan bereaksi. Kita secara aktif terlibat sebagai guru," kata Gaydos.

"Ini adalah proses yang berkelanjutan dan membutuhkan usaha."

Cara kita mendisiplinkan anak bisa membuahkan hasil ketika anak tumbuh menjadi lebih percaya diri dan memiliki moral yang baik. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Anak Tidak Mendengarkan Orangtua, Coba Cara ini

Baca juga: Begini Penampakan Pra Desain Calon Istana Negara Baru, Jokowi Minta Masukan dari Masyarakat

Baca juga: Ayah Tewas Ditembak Polisi yang Hendak Tangkap Anaknya, Kapolres: Serang Petugas Pakai Parang

Baca juga: Pembebasan Lahan Tol Semarang-Demak Bermasalah, Warga Datangi DPRD Jateng, Ini Kata Wakil Rakyat

Baca juga: Kepengurusan Petanesia Kudus Telah Terbentuk, Mawahib: Sesuai Dawuh Habib Luthfi

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved