Daniel Dhakidae Wafat
Cendekiawan Kritis Mantan Kepala Litbang Kompas Daniel Dhakidae Wafat, Wijayanto: Kehilangan Besar
Cendekiawan Kritis Mantan Kepala Litbang Kompas Daniel Dhakidae Wafat, Wijayanto: Kehilangan Besar untuk Studi Media dan Kekuasaan
TRIBUNPANTURA.COM, JAKARTA - Indonesia kehilangan dua putra terbaiknya dalam waktu beriringan. Begawan sastra Umbu Landu Paranggi, dan cendekiawan kritis Daniel Dhakidae, wafat pada Selasa (6/4/2021).
Umbu merupakan mahaguru bagi banyak sastrawan ternama Tanah Air, di antaranya Emha Ainun Najib.
Sementara, Daniel Dhakidae, yang mantan Kepala Litbang Kompas juga dikenal sebagai akademisi dan cendekiawan, kritis sejak masa Orde Baru (Orba).
Baca juga: Umbu Landu Paranggi Presiden Malioboro Mahaguru Penyair Indonesia Wafat
Baca juga: Seleksi Penjaringan Perangkat Desa di Blora Diprotes, Peserta Aksi: Seleksi Harus Dibatalkan
Baca juga: Ironi Setahun Pandemi, antara Pengetatan Prokes dan Gunungan Sampah Medis di Jateng
Baca juga: Gelar Simulasi PTM, SMPN 1 Wonopringgo Larang Peserta Didik Naik Angkot ke Sekolah, Ini Alasannya
"Ya, benar," kata Wakil Pemimpin Umum Kompas, Budiman Tanuredjo, saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa.
Daniel Dhakidae meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung.
Pada Selasa dini hari sekira pukul 03.00 WIB, ia dilarikan ke Rumah Sakit Metropolitan Medical Center, Jakarta Selatan.
Pada pukul 07.24 WIB, Daniel mengembuskan napas terakhir.
Jenazah disemayamkan di rumah duka di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta.
Kepergian Daniel Dhakidae merupakan kehilangan besar bagi media massa dan kalangan akademisi.
Selama ini, Daniel dikenal sebagai akademisi dan cendekiawan yang mendalami studi media dan demokrasi, terutama terkait kekuasaan.
Dia mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara dari Fakultas Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (1975), kemudian meraih Master of Arts bidang Ilmu Politik dari Cornell University (1987).
Di Kompas, Daniel Dhakidae menjabat sebagai Kepala Litbang sejak 1994 sampai 2006.
"Setelah pensiun, dia (Daniel Dhakidae) menjabat Kepala Ombudsman Kompas," ujar Budiman.
Kehilangan besar studi media dan kekuasaan
Berpulangnya mantan Kepala Litbang Kompas dan eks Pemimpin Redaksi Prisma, Daniel Dhakidae, meninggalkan duka mendalam.
Direktur Pusat Studi Media dan Demokrasi Lembaga Penelitian, Pendidikan, Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Wijayanto, menyebutkan, kepergian Daniel merupakan kehilangan besar bagi kalangan akademisi.
"Kehilangan besar dalam studi media dan demokrasi," kata Wijayanto kepada Kompas.com, Selasa (6/4/2021).
Menurut Wijayanto, Daniel Dhakidae merupakan sosok multidimensi.
Selain menjadi Kepala Litbang Kompas, Daniel Dhakidae juga turut membesarkan Prisma yang dikenal sebagai jurnal pemikiran sosial dan ekonomi yang dikelola LP3ES.
Dia menjadi redaktur di Prisma sejak 1976, hingga kemudian dipercaya sebagai Pemimpin Redaksi dan Pemimpin Umum.
"Kehilangan besar untuk Prisma, LP3ES, karena beliau adalah pemred selama berpuluh tahun," kata Wijayanto.
Di kalangan akademisi, Daniel juga dikenal sebagai sosok yang concern terhadap isu kekuasaan.
Salah satu bukunya yang kerap menjadi rujukan dalam studi kekuasaan adalah Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru (2003) yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama.
Kemudian, disertasinya yang berjudul "The State, the Rise of Capital, and the Fall of Political Journalism, Political Economy of Indonesian News Industry" di Cornell University meraih penghargaan The Lauriston Sharp Prize dari Southeast Asian Program Cornell University.
"Karya disertasi beliau di Cornell University adalah salah satu magnum opus dalam bidang ini," ucap Wijayanto, yang merupakan Doktor dalam bidang Media dan Politik dari Universitas Leiden. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Daniel Dhakidae Tutup Usia, Kehilangan Besar untuk Studi Media dan Demokrasi dan Mantan Kepala Litbang Kompas dan Cendekiawan Daniel Dhakidae Tutup Usia
Baca juga: Kagetnya Murodhin saat Rumahnya Dibedah Bupati Batang Wihaji: Saya Tidak Tahu Apa-apa, Jadi Begini
Baca juga: Bencana Tanah Gerak Landa Desa Majakerta Pemalang, Saban Hari Warga Merasa Ketakutan
Baca juga: Reaktif Corona saat Rapid Test Antibody PTM, 52 Siswa di Kendal Diswab Antigen, Begini Hasilnya
Baca juga: Wali Kota Dedy Yon Lantik 16 Pejabat Fungsional Pemkot Tegal, Ini Pesan yang Disampaikan