Bisnis dan Keuangan

Gondorukem dan Boxer, Dua Komoditi Ekspor Andalan Kabupaten Batang, Nilainya Capai Ratusan Miliar

Gondorukem dan Celana Boxer, Dua Komoditi Ekspor Andalan Kabupaten Batang, Nilainya Capai Ratusan Miliar

Penulis: budi susanto | Editor: yayan isro roziki
wikipedia.org
Gondorukem (kolofonium) dalam bentuk murni. 

Penulis : Budi Susanto

TRIBUNPANTURA.COM, PEMALANG - Realisasi ekspor non migas di Kabupaten Pemalang pada 2020 mencapai Rp339 miliar lebih.

Capaian tersebut ditopang oleh sembilan komoditi, baik dari pertanian hingga produk tekstil.

Dari sembilan komoditi ekspor, godorukem memiliki kontribusi terbesar di angka Rp132 miliar atau setara 9,4 juta Dolar AS lebih.

Baca juga: Ramadan, Petani Melon di Batang Raup Untung Berlipat, Permintaan Buah Ini Meningkat 50 Persen

Baca juga: Mengintip Aktivitas Menulis Al Quran di Ponpes Mumtaza Banjarnegara, Diikuti Peserta Lintas Usia

Baca juga: 90 Orang Calhaj dan Lansia di Slawi Divaksin pada Pagi Hari Pertama Ramadan, Begini Penjelasannya

Baca juga: Dari 17.000 Lansia di Tegal, Baru 24 Persen yang Divaksin, Dinkes Bakal Lakukan Strategi Ini

Sementara porsi terbesar ke dua dari ekspor celana pendek atau boxer, yang mencapai Rp118 miliar lebih. 

Kepala Diskoperindag Kabupaten Pemalang, Hapi Priyanto, menjelaskan, kontribusi ekspor godorukem dan boxer memang memiliki sumbangsih terbesar.

"Datanya memang seperti itu, komoditi ekspor terbesar di Pemalang adalah gondorukem dan boxer," paparnya, Selasa (13/4/2021).

Bahkan hapi menuturkan, tahun lalu ekspor gondorukem dari Pemalang mencapai 6,6 juta kilogram.

"Sementara volume ekspor boxer di angka 3,9 juta buah, yang dikirim ke beberapa negara tahun lalu," katanya.

Adapun data dari Diskoperindag, jika dihitung dalam Dolar US, total nominal ekspor dari Kabupaten Pemalang tahun lalu mencapai 24,7 juta Dolar AS.

Kontribusi tersebut tergolong besar, meski terjadi penurunan realisasi ekspor mencapi 19,3 persen dibanding 2019.

Kontribusi dua komoditi ekspor itu berdampak pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, menurut lapangan kerja. 

Di mana dalam PDRB menuturkan lapangan kerja, industri pengolahan, yang di dalamnya terdapat pemrosesan gondorukem dan boxer menorehkan Rp 5,66 triliun. 

Jika dibanding 2019 di angka Rp5,6 triliun, PDRB atas dasar harga berlaku pada sektor industri pengolahan meningkat tipis. (*)

Baca juga: Nilai Ada Kejanggalan dalam Putusan Hakim, Koalisi LSM Jateng Datangi PN Semarang

Baca juga: Awal Ramadan Kondisi Pasar Sepi dan Lesu, Pedagang Pasar Trayeman Slawi Mengeluh

Baca juga: Wihaji Berharap IPSI Kabupaten Batang Bisa Berlaga di Ajang Nasional

Baca juga: Berikut Ini Referensi Laptop Harga Rp 20 Juta hingga Rp 30 Jutaan di Bulan April 2021

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved