Jenderal TNI Ditembak KKB
BREAKING NEWS: Jenderal TNI Gugur Ditembak KKB di Papua, Jenazah Belum Bisa Dievakuasi
Jenderal TNI Gugur Ditembak KKB di Papua, Jenazah Belum Bisa Dievakuasi, Begini keterangan Pangdam Cendrawasih
TRIBUNPANTURA.COM - Prajurit terbaik TNI kembali menjadi sasaran penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.
Kali ini, seorang jenderal TNI gugur ditembak KKB Papua di Kabupaten Puncak, Papua, Minggu (25/4/2021).
Jenderal TNI yang gugur adalah Kepala BIN Daerah (Kabinda) Papua, Brigjen TNI Gusti Putu Danny Nugraha Karya gugur ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Beoga.
Baca juga: Daftar Lengkap 53 Awak KRI Nanggala 402, Kini Barptaroli Selamanya di Lautan Indonesia
Baca juga: Oknum Prajurit Raider Berkhianat, Gabung KKB di Papua, Langsung Dipecat TNI, Begini Faktanya
Baca juga: Kisah Pilot Asal Amerika yang Sempat Dengar Suara Tembakan Sebelum Pesawatnya Dibakar KKB Papua
Baca juga: Ini Kata Presiden Jokowi soal Pencarian KRI Nanggala 402
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen Ignatius Yogo Triyono membenarkan kejadian itu.
Menurut dia, saat ini jenazah masih belum dapat dievakuasi.
"Jenazah masih di Beoga, ini masih kami monitor terus, rencana besok dievakuasi," kata dia.
Ignatius mengaku, belum mendapat informasi lengkap mengenai kronologis kejadian.
Jaringan komunikasi yang masih sangat minim membuat akses informasi dari Beoga sulit didapat.
"Kejadiam sekitar 15.30 WIT, kami belum tahu (kejadian seperti apa) karena komunikasi masih terputus-putus, saya masih terima informasi awal."
"Kami masih dalami karena komunikasi yang susah antara Beoga dengan Ilaga, Ilaga dengan sini (Jayapura)," kata Ignatius.
Prajurit Raider berkhianat
Terpisah, sebelumnya diberitakan oknum prajurit Raider 400 Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari matra Angkatan Darat (AD), berpangkat Prajurit Satu (Pratu), Lucky Y Matuan atau Lukius, telah berkhianat.
Lukius diketahui kelana yuda dan membelot dengan bergabung dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Lukius pun kini telah dipecat dari TNI karena membelot dan bergabung dengan musuh negara.
Berikut sejumlah fakta mengenai sosok Pratu Lukius yang kini menjadi sasaran utama aparat:
1. Personel Raider 400
Asisten Operasi Kogabwilhan III Brigjen Suswatyo mengatakan, Pratu Lukius merupakan personel Raider 400.
Raider 400 yang berada di bawah naungan Kodam IV Diponegoro sempat mendapat tugas ke Kabupaten Intan Jaya sejak Agustus 2020 hingga Maret 2021.
Namun, dalam misi itu, Pratu Lukius memilih meninggalkan tugasnya.
"Pratu Lukius, dia kelana yuda (meninggalkan tugas) bergabung dengan KKB di Intan Jaya," tutur Suswatyo, Jumat (16/4/2021).
2. Tak membawa senjata
Suswatyo memastikan, ketika membelot dari tugas dan kesatuan, Pratu Lukius tidak bersenjata.
"Dia tidak bawa senjata," katanya.
Suswatyo pun berharap, bergabungnya Pratu Lukius ke kelompok tersebut tidak akan membuat kekuatan mereka bertambah.
"Mudah-mudahan saja tidak ada gangguan apa pun kepada masyarakat," tuturnya.
3. Dipecat dari TNI
Setelah kabur dari tugasnya untuk bergabung dengan KKB, Pratu Lukius dipastikan dipecat dari kesatuan TNI.
Sebab, tak hanya meninggalkan tugas, dia juga bergabung dengan musuh negara.
"Dalam operasi (tugas) kalau dia tiga hari kabur maka dia dianggap tidak etik, dipecat," tutur Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa.
4. Dicap pengkhianat, jadi sasaran utama aparat
Tindakan yang dilakukan Pratu Lukius dicap sebagai pengkhianatan.
Pratu Lukius dipastikan akan mendapatkan hukuman berat dan menjadi target utama.
"Dia membelot ke kelompok OPM, itu kan melawan negara, itu hukumannya berat, dia jadi sasaran utama itu," katanya.
Kini polisi masih melacak keberadaan Pratu Lukius dan kelompoknya.
"Sekarang kami sedang kembangkan informasi (keberadaan Pratu Lukius, tapi kami tidak tahu sejauh mana (keterlibatan dalam aksi KKB), sekarang dia jadi sasaran prioritas," tutur Suriastawa. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Brigjen TNI Gusti Putu Gugur Ditembak KKB, Jenazah Belum Bisa Dievakuasi
Baca juga: Ekskavasi Tahap Pertama Candi Boto Tumpang Kendal Selesai, Tim: dari Masa Kerajaan Kalingga
Baca juga: Komisi E DPRD Jateng Desak Pemprov Evaluasi Pelaksanaan PTM, Ada Apa?
Baca juga: Kisah Maulana Arshaq, Bayi di Pekalongan yang Tak Punya Lubang Anus, Kesulitan Biaya Operasi
Baca juga: Mengenal Ponpes An Nur Kersan Kendal, Berdiri pada 1884, Tetap Pertahankan Metode Pengajaran Salaf