Berita Batang
Akibat Proyek Rehab Gagal, SDN Wonosegoro 2 Batang Bersiap Numpang di Madin Selama Satu Tahun
Proyek rehabilitasi sekolah gagal yang terjadi di SDN Wonosegoro 2 Bandar Batang menyisakan bangunan tanpa atap.
Penulis: dina indriani | Editor: Moch Anhar
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Proyek rehabilitasi sekolah gagal yang terjadi di SDN Wonosegoro 2 Bandar Batang menyisakan bangunan tanpa atap.
Sejak sekolah dilakukan rehab pada September 2021 lalu, siswa dan guru menumpang di Madin Miftakhul Ulum Wonosegoro.
Kini, mereka pun akan lebih lama lagi menumpang di madin dan melaksanakan pembelajaran dengan lesehan hingga satu tahun.
Baca juga: Presiden Jokowi Tekankan Kepala Daerah Perketat Protokol Kesehatan dan Percepat Vaksinasi
Baca juga: Residivis Pencuri Burung Bernilai Jutaan Rupiah di Banyumas Ini Kembali Ditangkap Polisi
"Sebenarnya anak-anak sudah jenuh, pagi dan sore belajar di Madin tidak pakai alas, hanya pakai dompar karena kemarin rehab gagal kami sekarang bersiap meminjam Madin sampai satu tahun mau bagaimana lagi," tutur Kepala SDN Wonosegoro 2, Dwi Suharto, Jumat (11/2/2022).
Pihaknya bakal mengungsi hingga kembali mendapatkan rehabilitasi yang rencananya bakal diusahakan pada anggaran perubahan 2022.
Saat ini, ia masih merasa beruntung ada Madin yang bisa dipinjam gedungnya.
Jika maminjam rumah warga akan lebih susah lagi walaupun sampai saat ini belum ada bantuan untuk alas belajar.
Ia menjelaskan, kondisi bangunan SDN Wonosegoro 2 saat ini malah bertambah rusak.
Dinding-dinding banyak berlumut hingga lantai yang mengelupas terkena panas dan hujan.
Sejak masa kontrak pengerjaan reguler berakhir 17 Desember 2021, tidak ada pengerjaan dari kontraktor selama masa tambahan waktu dengan masa perpanjangan habis per tanggal 5 Februari 2022.
"Pada 14 Januari lalu kontraktor mendatangkan empat kuli dari luar kota ke sekolah, satu minggu mereka di sana tidak ada pengerjaan apapun bahkan mereka masih meninggalkan hutang di warung depan sekolah untuk makan satu minggu," ujarnya.
SDN Wonosegoro 2 Bandar Batang menjadi salah satu korban proyek rehabilitasi sekolah yang dikerjakan oleh CV Amelia Rahman dari Cimahi, Jawa Barat.
Sama seperti empat sekolah lain yang juga terlambat dan tidak selesai pengerjaannya.
Pengerjaan SDN Wonosegoro 2 sendiri diperkirakan hanya mencapai 30-an persen.
Sementara sekolah lain persentasenya lebih tinggi karena sudah berhasil teratapi.
