Berita Semarang
Terdampak Kelangkaan Minyak Goreng, Pedagang Gorengan: Minyak 2 Liter Gak Cukup
Pembatasan pembelian 2liter produk minyak dari pemerintah terasa memberatkan bagi pedagang gorengan.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Moch Anhar
TRIBUNJATENG, SEMARANG - Minyak goreng kemasan ataupun curah, saat ini sulit untuk didapatkan.
Bahkan pembatasan pembelian 2 liter produk minyak dari pemerintah terasa memberatkan bagi pedagang gorengan.
Supri, penjual gorengan di Jalan Hasanudin, Kota Semarang saat ditemui TribunJateng.com mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng.
"Saya belinya via online, kadang ada yang jual satu atau dua dos kita ambil. Kalau di supermarket kan harus dua liter, kalau orang usaha kan ga bisa," jelasnya.
Baca juga: Komplotan Asal Medan Bobol Saldo Nasabah Bank BUMN Di Kota Semarang Hingga Rp 1,7 Miliar
Baca juga: Labfor Polda Jateng Sebut Penyebab Kebakaran Johar Relokasi Akibat Korsleting Listrik
Dalam produksinya, sehari ia harus menggunakan minyak goreng dalam kemasan 18liter hingga 24liter.
Alasan ia tak menggunakan curah, karena minyak goreng curah lebih sulit dan lebih mahal.
"Untuk saat ini pakainya kemasan, curah agak susah, harganyapun lebih mahal dari kemasan kan,"
Selain itu, ia mendapatkan minyak goreng kemasan tersebut dengan harga yang bervariasi.
"Harga minyak gorengnya variatif, ada yang Rp16 ribu, Rp 18ribu yang penting kebutuhan kita tercukupi," katanya.
Dari kenaikan tersebut, ia terpaksa harus menaikan dagangnya yang semula dari Rp 1000 menjadi Rp1.500 dan jenis gorengan tertentu mencapai Rp3.000.
Baca juga: Tak Patuhi Standar, 10 Mobil Pribadi Terjaring Razia Strobo dan Sirine di Karanganyar
Baca juga: Buntut Isu Pungli E Warung, Bupati Kebumen Stop Bantuan Operasional Rp 1 Juta Per bulan untuk TKSK
"Selain minyak, apa-apa juga naik, seperti gandum gula, mentega itu juga ikutan naik. Jadi kami ya harus menaikan," ucapnya.
Ia berharap, agar nantinya kedepan minyak goreng bisa kembali stabil.
"Harganya bisa stabil lagi terus stok dipasaran juga ikut stabil, sekarang kita nyari kemasan susah curah pun juga susah," terangnya.
"Kalau untuk harga yang mahal banyak, Rp 20ribu sama Rp 21 ribu. Tapi untuk pedagang yang gini kan ga efektif harga segitu," tambahnya. (*)