Berita Batang
Warga Batang Ciptakan Metode Potes Pucuk, Budidaya Anggur Tak Berhenti Berbuah
Green house itu sengaja dijadikan tempat menanam anggur, ia merupakan pencipta teknik potes pucuk pada tanaman anggur.
Penulis: dina indriani | Editor: m zaenal arifin
Ada tunas yang menjadi tangkai bunga dan ada yang menjadi batang baru.
Batang baru tersebut akan kembali dipotes pucuknya setelah mengeluarkan cabang lagi.
Baca juga: Edukasi Kebencanaan Lewat Kegiatan Pramuka Peduli Kwartir Cabang Tegal
"Proses tersebut dilakukan berulang kali, sehingga menghasilkan buah sepanjang tahun," imbuhnya.
Saat ini ia tengah mengembangkan 20 jenis anggur, seluruhnya merupakan anggur impor dari Ukraina. Seperti jenis pegasus, ghost v, livia, ilaria, dan transfigurasi.
"Penanaman di pekarangan harus menggunakan atap plastik UV. Anggur itu sangat rentan terhadap air hujan, gampang terkena jamur dan penyakit apalagi tahun sekarang merupakan kemarau basah," terangnya.
Dari segi ekonomi, dikatakannya anggur mempunyai nilai ekonomis tinggi, satu kilogramnya ia biasa menjual Rp 100 ribu.
"Satu tandan anggur paling jelek bisa menghasilkan seperempat kilogram sementara satu pohon bisa berbuah hingga 50 tandan satu pohon bisa menghasilkan 12 kilogram lebih," ujarnya.
Baca juga: Gubernur Ganjar Berharap Ada Rekomendasi Hasil Kongres Sampah II di Klaten
Tri pun mempunyai enam kebun anggur yang menjadi binaan dengan total luasnya mencapai 1,5 hektare dan seluruhnya menggunakan metode potes pucuk.
Namun, anggur-anggur yang ditanamnya tidak dipasarkan ke luar hanya untuk orang yang mau beli dan datang ke rumahnya.
Anggur yang belum masak juga tidak boleh dipesan jauh-jauh hari.
"Saya tidak melayani pembelian jarak jauh, yang mau beli langsung ke sini petik langsung dari pohon, memang buah anggur di kebun tidak sampai ke pasar karena sudah habis di kebun kadang kewalahan untuk memenuhi orang yang datang ke kebun," imbuhnya.
Baca juga: Masalah Hutang Rp 100 Ribu, Dua Pemuda di Pekalongan Bertikai dan Saling Bacok
Banyak orang datang untuk belajar langsung di rumahnya bahkan keluarga dari Malaysia menyempatkan mendatanginya hanya untuk belajar.
Selain itu banyak pula orang yang datang dari luar pulau Jawa seperti dari ibu-ibu PKK dari Kalimantan, hingga dua bus rombongan Pemda Dumai.
Akhirnya ia pun mempersilahkan siapapun untuk belajar budidaya anggur secara gratis.
"Yang dipelajari dari Roban Grapes ini adalah potes pucuk, pembuatan buah tanpa biji, sampai menstimilir buah itu supaya besar-besar," pungkasnya. (*)