Berita Pekalongan
MAN Insan Cendekia Pekalongan Duduki Peringkat 4 Sekolah Terbaik di Indonesia Berdasarkan Nilai UTBK
MAN Insan Cendekia Pekalongan meraih peringkat ke-4 nasional sekolah terbaik di Indonesia berdasarkan nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer atau UTBK.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: m zaenal arifin
TRIBUNPANTURA.COM, PEKALONGAN - MAN Insan Cendekia Pekalongan meraih peringkat ke- 4 nasional sekolah terbaik di Indonesia berdasarkan nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer atau UTBK 2022.
Data tersebut dirilis oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
MAN IC Pekalongan berdiri sejak 2015.
Lembaga pendidikan tersebut merupakan sekolah berbasis boarding atau asrama di bawah naungan Kementerian Agama RI (Kemenag RI).
Jumlah keseluruhan ada sebanyak 23 MAN IC yang tersebar di Indonesia.
Baca juga: Harga Emas Antam di Semarang Turun Jadi Rp 955.523 Per Gram, Berikut Daftarnya
Kepala MAN IC Pekalongan, Khoirul Anam mengatakan, keluarga besar MAN IC Pekalongan sangat bersyukur atas peraihan peringkat ke-4 nasional UTBK dari LTMPT yang pesertanya mencapai 23 ribu SMA/MA se- Indonesia.
Lalu di tingkat MA se- Indonesia, MAN IC Pekalongan mendapatkan peringkat ke-2 setelah MAN IC Serpong.
"MAN IC Pekalongan berdiri sejak 2015."
"Alhamdulillah perkembangan dari awal terus mengalami peningkatan dari sisi prestasi akademik maupun non akademik," kata Khoirul, Kamis (1/9/2022).
Baca juga: Video Pekan Raya Batang 2022 Resmi Dibuka Bangkitkan Minat Baca Masyarakat
Khoirul menjelaskan, ada 14 program unggulan untuk mewujudkan pelajar berprestasi di MAN IC Pekalongan.
Hal itu juga yang mendorong para siswa bisa berprestasi di perlombaan atau LTMPT.
Dua di antaranya yaitu program klinik dan responsi pembelajaran, dan klub bidang studi (KBS).
Klinik merupakan program yang dibuat oleh guru untuk memfasilitasi para siswa yang belum paham akan suatu pelajaran.
Baca juga: Oknum Pedagang Nakal Dikeluarkan dari Pekan Raya Batang 2022 karena Sajikan Makanan Berulat
Sementara responsi pembelajaran untuk memfasilitasi para siswa yang memiliki kecepatan dalam pemahaman.
"Jadi guru punya kewajiban membuka program klinik. Bagi siswa yang tidak paham, maka habis ashar atau isya bisa langsung menemui gurunya," ungkapnya.