Berita Jateng

Kepala BPS Jateng Sebut Tingkat Inflasi Tahunan Jawa Tengah Pada Oktober 2022 Capai 6 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat tingkat inflasi di Jawa Tengah bulan Oktober 2022 mencapai

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/Idayatul Rohmah
Cabai keriting merah di lapak pedagang Pasar Peterongan Semarang. 


"Secara month to month, kondisi ini relatif lebih baik. Oktober terjadi deflasi setelag bulan September lalu kita mengalami inflasi tertinggi selama tiga tahun, karena September terjadi kenaikan harga bensin terutama pertalite dan solar," terangnya.


Adhi memaparkan, deflasi Oktober terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya dua indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar -1,20 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,18 persen.


Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, yaitu kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,63 persen; kelompok transportasi sebesar 0,42 persen.


Disusul lagi kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,24 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya masing-masing sebesar 0,21 persen.


Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,20 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,19 persen; dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,12 persen.


Adhi menyebutkan, penyebab utama deflasi Oktober 2022 adalah penurunan harga cabai merah dengan andil sebesar -0,1800 persen; telur ayam ras -0,0828 persen; daging ayam ras -0,0711 persen; cabai rawit -0,0272 persen, dan angkutan udara -0,0222 persen 


Sedangkan penahan utama deflasi adalah kenaikan harga beras dengan andil inflasi 0,0485 persen; rekreasi 0,0316 persen; bensin 0,278 persen; tarif kendaraan roda 2 online 0,0134 persen; dan bahan bakar rumah tangga 0,0121 persen.


"Komoditas penyumbang inflasi terutama beras karena belum panen raya, kemudian rekreasi juga mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan saat ini kondisi Covid-19 relatif sudah melandai dan masyarakat sudah berani melakukan rekreasi, sehingga mau tidak mau tempat rekreasinya yang penuh juga menaikkan harga dengan tujuan menekan agar tidak terlalu berdesak-desakan.


Kemudian bensin masih memberikan andil inflasi, serta tarif kendaraan roda 2 online dan bahan bakar rumah tangga," terangnya.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved