Berita Tegal

Rumah Budidaya Maggot Asal Kebandingan Tegal, Urai 5 Kuintal Sampah Organik Per Hari

Kehadiran Larva Go yang dikelola komunitas relawan bank sampah ini menjadi salah satu solusi bijak dalam pengelolaan sampah.

Istimewa
Bupati Tegal Umi Azizah menghadiri peresmian Larva Go, rumah budidaya maggot milik Bank Sampah Melingkar di Desa Kebandingan, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal beberapa waktu lalu. 

TRIBUNPANTURA.COM, SLAWI – Larva Go, rumah budidaya maggot milik Bank Sampah Melingkar di Desa Kebandingan, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal mampu mengurai lima kuintal sampah organik per harinya.

Hal ini terungkap saat Bupati Tegal Umi Azizah, meresmikan Larva Go bantuan dari Rumah Zakat, beberapa waktu lalu.

Umi mengatakan, kehadiran Larva Go yang dikelola komunitas relawan bank sampah ini menjadi salah satu solusi bijak dalam pengelolaan sampah.

Terlebih pihaknya terus mendorong gerakan Desa Merdeka Sampah untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Penujah.

“Ini adalah bagian dari solusi, jalan keluar untuk menanggulangi masalah sampah melalui program Desa Merdeka Sampah yang perlu dukungan dan peran banyak pihak, terutama bank sampah,” kata Umi, dalam rilis yang diterima, Jumat (17/2/2023).

Lebih lanjut Umi menekankan, kunci sukses keberlanjutan budidaya maggot terletak pada dua hal.

Pertama, soal kemampuan komunitas dan juga warganya memilah sampah organik dan anorganik, memilah sisa makanan ataupun olahan dapur yang dikumpulkan dan disetorkan ke bank sampah.

Termasuk yang dari warung makan, toko buah, sampai sisa makanan dari acara hajatan.

Kedua, soal nilai ekonomi hasil panen maggot itu sendiri, baik yang dijual segar sebagai tambahan pakan pada budidaya ikan dan unggas ataupun dijual kering.

Namun demikian, Umi mengingatkan perlu adanya antisipasi soal kelebihan produksi maggot di pasaran, sehingga nilai jualnya turun atau produknya tidak bisa terserap.

“Maggot segar bisa dijual maksimal tujuh hari setelah menetas dari telur. Sementara yang kering umurnya bisa lebih panjang karena bisa disimpan selama berbulan-bulan setelah dikeringkan,” jelasnya.

Sehingga selain mempersiapkan produk maggot kering, lanjut Umi, bank sampah juga bisa melakukan diversifikasi usaha sendiri dengan berbudidaya ikan atau unggas.

Tujuannya, ketika terjadi kelebihan stok produksi maggot segar tetap bisa dimanfaatkan sebagai tambahan pakan di tempat sendiri.

Di tempat yang sama, founder Bank Sampah Melingkar sekaligus relawan Rumah Zakat Desa Berdaya Kebandingan, Alghifari, mengatakan jika bangunan Larva Go seluas 14x30 meter ini merupakan hasil kerja sama pihaknya dengan Rumah Zakat.

Sebuah lembaga amil zakat (LAZ) nasional yang salah satu misinya adalah memfasilitasi kemandirian masyarakat.

Sumber: Tribun Pantura
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved