Berita Tegal

Anggota DPR RI Abdul Fikri Faqih: Perlu Konsep Riil Pendidikan Karakter

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih menyoroti, kemerosotan karakter para pelajar SMP atau SMA di Indonesia

Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: muh radlis
TRIBUNPANTURA/Fajar Bahruddin Achmad
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih saat mengajak dialog ratusan peserta dalam Workshop Pendidikan di Hotel Plaza Tegal, Kamis (9/3/2023). 

TRIBUNPANTURA.COM, TEGAL - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih menyoroti, kemerosotan karakter para pelajar SMP atau SMA di Indonesia sebagai dampak dari pandemi Covid-19.


Seperti meningkatnya permohonan dispensasi nikah ataupun kasus kriminalitas yang melibatkan pelajar sebagai pelaku. 


Hal itu disampaikannya dalam workshop pendidikan bertema Optimalisasi Peran Pendidikan Karakter untuk Siswa Pendidikan Menengah di Hotel Plaza Tegal, Kamis (9/3/2023).


Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih mengatakan, ada dua hal yang dikeluhkan atas dampak pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat pandemi Covid-19. 

 

Yaitu pembelajaran praktek tidak bisa dilakukan dan tidak bisa optimalnya pendidikan karakter. 


Menurut Fikri, problematika saat ini banyak pelajar yang juga merupakan anak di bawah umur berhadapan dengan hukum.


Seperti kasus asusila hingga kriminalitas berupa pembunuhan. 


"Kemarinkan begitu pandemi selesai, di beberapa kabupaten/kota tejadi pengajuan dispensasi nikah secara massal.


Mereka mengajukan dispensasi nikah meskipun baru SMP atau SMP. Ini tentu problematika yang tidak ringan, ini serius," kata Fikri yang merupakan anggota DPR RI dari Fraksi PKS.


Fikri menjelaskan, Komisi X DPR RI saat ini sedang membahas beberapa hal yang berkaitan dengan peningkatan pendidikan karakter. 


Pertama terkait upaya meningkatkan kompetensi guru sebagai pendidik karakter. 


Hal ini penting karena pendidikan karakter sudah menjadi amanat dari UUD 1945 dan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).


"Pendidikan karakter ini sebenarnya kesadaran sudah lama, tapi memang implementasinya yang bervariasi. 


Ini perlu diskusi, karena tidak bisa jika pendidikan karakter hanya mengandalkan pelajaran agama. Tetapi bisa dari sejarah, bahasa, kewarganegaraan, dan pelajaran lainnya," ungkapnya. 

Sumber: Tribun Pantura
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved