Berita Tegal
Perumda Tirta Ayu Kabupaten Tegal Dapat Hibah Air Minum dari Australia, Nilainya Capai Rp 11 Miliar
Pemerintah Australia melalui jalinan Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT), memfasilitasi hibah air minum berbasis kinerja (HAMBK).
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: m zaenal arifin
“Kami berharap Kabupaten Tegal bisa mencapai semua target yang sudah disetujui bersama hingga Juni 2024 mendatang,” ujar Widya.
Direktur Utama Perumda Tirta Ayu Kabupaten Tegal Brahmono Weko Pujiono menjelaskan, total target pencapaian program HAMBK bila terverifikasi sampai akhir program di bulan Desember 2023 sebesar Rp 8,3 miliar atau 104,25 persen.
Menurutnya, target pencapaian lebih dari 100 persen dikarenakan perolehan indikator kinerja ATR terpenuhi lebih dari target awal yaitu Rp 878 juta dengan perkiraan perolehan sebesar Rp 1,2 miliar.
Meski demikian, untuk menyerap optimal program HAMBK ini di bulan Juni 2024, masih dibutukan penambahan PMPD sebanyak Rp 3 miliar lagi.
Brahmono mengatakan, tim dari Pemerintah Australia ini telah melakukan monitoring peralatan teknis di Desa Kaladawa, Kecamatan Talang, Desa Lemahduwur, Kecamatan Adiwerna, dan Desa Bedug, Kecamatan Pangkah.
Adapun alat yang dimonitoring berupa alat pengukuran aliran air atau flow meter, beserta alat pencatatan data dari flow meter tersebut secara periodik dari waktu ke waktu.
“Dari hasil tinjauan kita bersama di lapangan, menunjukan semua peralatan teknis berfungsi baik untuk mendukung pelaksanaan program hibah ini,” jelas Brahmono.
Lebih jauh, Perumda Tirta Ayu telah memasang sebuah alat untuk memantau kualitas air berupa chlorine analyzer yang digunakan sebagai alat pendukung kegiatan dalam indikator upaya peningkatan kinerja klorinasi, dan pengamanan dalam program hibah tambahan penanganan Covid-19.
Brahmono menambahkan, jika pihaknya juga telah memasang alat pengukur tekanan air yang digunakan dalam program indikator kontinuitas aliran.
Melalui alat ini, Perumda Tirta Ayu ditargetkan bisa memenuhi syarat minimum tekanan air dalam pipa minimal 0,3 bar dalam kurun waktu minimal 21 jam dalam sehari.
“Alhamdulillah, kami mendapatkan apresiasi dari tim monitoring HAMBK karena alat-alat tersebut dipasang dengan teknologi ramah lingkungan, memakai tenaga surya,” tutupnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.