Berita Regional
Jangan Sepelekan, Ini Bahaya Keputihan Bagi Perempuan Usia Reproduktif Jika Tidak Segera Ditangani
Hampir semua perempuan usia reproduktif terlebih yang sudah aktif secara seksual akan mengalami keluhan keputihan.
Penulis: amanda rizqyana | Editor: m zaenal arifin
TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - Keputihan merupakan masalah umum yang dialami perempuan.
Disampaikan oleh dr. Nurul Setiyorini, Sp.OG., selaku dokter spesialis kandungan Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Kota Semarang, hampir semua perempuan usia reproduktif terlebih yang sudah aktif secara seksual akan mengalami keluhan keputihan.
"Data nasional di Inggris menyebutkan kejadian keputihan sekitar 29 persen, namun sejauh ini belum ada data secara nasional yang dapat menyebutkan prevalensi kejadian keputihan di Indonesia, namun beberapa penelitian menyebutkan bahwa kejadian keputihan di Indonesia hamper mencapai 90 % ," terangnya, Rabu (19/7/2023).
Menurut dr. Nurul, hal tersebut wajar terjadi karena perbedaan iklim dimana iklim Indonesia adalah iklim tropis dengan kelembaban yang cukup tinggi.
Ia juga menerangkan, keputihan sebenarnya tidak selalu berarti masalah untuk perempuan yang mengalaminya.
Faktor hormonal memegang peranan, seperti saat mendekati siklus haid, masa subur, atau saat menggunakan kontrasepsi hormonal.

Keputihan akan menjadi masalah jika menimbulkan keluhan seperti gatal, panas, atau bau yang mengganggu.
"Vagina adalah saluran reproduksi yang menghubungkan rahim dengan luar, yang artinya kemungkinan terjadinya infeksi dari luar besar," tutur dr. Nurul.
Ia juga menerangkan, liang vagina dijaga kestabilannya oleh flora normal yang berfungsi sebagai pertahanan lokal terhadap serangan dari luar.
Lendir vagina yang tinggi kandungan flora normal, ideal dalam pencegahan infeksi.
Lendir normal vagina berupa cairan berwarna keputihan cenderung bening, tidak gatal ataupun bau yang menyengat.
Keputihan patologis dapat disebabkan oleh bakteri, jamur atau parasit.
Penularannya sebagian terjadi karena hubungan seksual, namun sebagian lagi terjadi karena terjadi kekeliruan dalam cara menjaga hygiene kebersihan daerah genital.
"Keputihan patologis yang tidak tertangani dengan baik, akan menyebabkan infeksi asenderen atau infeksi yang merambat ke atas, mencapai rahim, saluran tuba dan sampai dengan ruang perut," terang dr. Nurul.
Infeksi yang awalnya bersifat lokal dapat berubah menjadi infeksi sistemik dengan komplikasi yang lebih luas juga.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.