Tahun Baru Islam

Mengenal Jeguran, Tradisi Unik Sambut Malam 1 Suro di Makam Syekh Ahmad Mutamakkin Kajen Pati

Masyarakat Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, punya tradisi unik dalam menyambut tahun baru hijriyah 1 Muharram alias malam 1 Suro.

Tribun-Pantura.com/Mazka Hauzan Naufal
Tradisi jeguran mandi di Blumbang Sarean atau Kolam Makam Syekh Ahmad Mutamakkin dalam rangka menyambut malam 1 Suro di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Pati, Selasa (18/7/2023) malam. 

TRIBUN-PANTURA.COM, PATI - Masyarakat Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, punya tradisi unik dalam menyambut tahun baru hijriyah 1 Muharram alias malam 1 Suro.

Tradisi tersebut ialah "jeguran" alias mandi di Blumbang Sarean atau kolam air di kompleks makam Syekh Ahmad Mutamakkin.

Adapun Syekh Ahmad Mutamakkin merupakan tokoh ulama leluhur yang merupakan penyebar Islam di tanah Kajen. 

Tiap malam satu suro, masyarakat dan para santri berbondong-bondong menceburkan diri ke kolam tersebut.

Baca juga: Ganjar Pranowo Kerap Pakai Kemeja Garis Hitam Putih, Ternyata yang Desain Bukan Orang Sembarangan

Mandi di Blumbang Sarean diyakini bisa menjadi wasilah keberkahan. Selain itu juga dianggap bisa menyehatkan tubuh dan mengobati penyakit kulit.

Hal itu seperti yang diyakini Dahlan, salah satu santri di Desa Kajen.

Dia dan kawan-kawannya datang ke Blumbang Sarean sejak pukul 20.00 WIB, Selasa (18/7/2023).

"Mandi di sini untuk menghilangkan gudik (kurap/kudis). Kalau malam satu suro memang ramai di sini. Saya sendiri sudah dua kali ini ikut jeguran," kata santri pendatang ini.

Perangkat Desa Kajen, Abdul Karim, mengatakan bahwa tradisi mandi di Blumbang Sarean peninggalan Mbah Ahmad Mutamakkin sudah dilakoni warga sejak dahulu kala.

Baca juga: Periode Januari-Juni 2023, Bea Cukai Kudus 11,6 Juta Batang Rokok Ilegal, Kerugian Negara Rp 10 M

"Banyak santri, masyarakat setempat Desa Kajen, dan juga masyarakat sekitarnya yang melakukan tradisi ini. Mereka memercayai jika mandi di sini bisa lebih sehat, awet muda, dan mendapat manfaat lain," ungkap pria yang juga tergabung dalam kepanitiaan Haul Mbah Ahmad Mutamakkin yang diperingati setiap 10 Suro.

Abdul Karim menyebut, menurut para sesepuh desa, waktu paling mujarab untuk mandi di Blumbang Sarean ialah tengah malam atau pukul 00.00 WIB.

"Cuma di sini banyak pengunjung, jadi saat ini (pukul 21.00) sudah mulai ramai. Kami sebagai Pemdes maupun kepanitiaan Haul 10 suro tetap mengawasi anak-anak yang mandi di blumbang ini. Hal ini untuk menghindari hal yang tidak diinginkan," tandas dia. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved