Berita Tegal
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Kini Tersedia di Tegal dan Brebes, Berikut Lokasinya
Bagi warga Kabupaten Tegal yang memiliki mobil listrik, sekarang ini tidak perlu bingung jika ingin mengisi daya listrik.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: m zaenal arifin
TRIBUN-PANTURA.COM, SLAWI - Bagi warga Kabupaten Tegal khususnya Kecamatan Slawi dan sekitarnya yang memiliki mobil listrik, sekarang ini tidak perlu bingung jika ingin mengisi daya listrik karena sudah tersedia Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Adapun SPKLU ini, terletak di depan kantor PLN Slawi, tepatnya Jalan Jenderal Ahmad Yani, Nomor 60, Slawi Wetan, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Manager PLN UP3 Tegal Aditya Darmawan, mengungkapkan hadirnya SPKLU di wilayah Slawi Kabupaten Tegal sudah ada sebelum momen Idul Fitri atau tepatnya sekitar Maret-April 2023.
Selain di Slawi, SPKLU juga tersedia di wilayah lain seperti Kabupaten Brebes.
Baca juga: Resahkan Warga, Arena Judi Sabung Ayam di Pekalongan Digerebek Polisi, Hasilnya Ini
Adapun SPKLU sengaja dihadirkan sebelum momen Idul Fitri karena untuk memfasilitasi pemudik yang pulang kampung, khususnya yang menggunakan mobil listrik.
"Untuk di wilayah Tegal, kami baru ada satu SPKLU yakni berlokasi di depan kantor PLN Slawi Kabupaten Tegal."
"Adapun untuk di Slawi sendiri SPKLU yang tersedia tipe normal charging. Sedangkan satu lagi ada di Kabupaten Brebes yakni SPKLU tipe fast charging."
"Sementara di Kota Tegal memang belum tersedia, nantinya masih akan kami usulkan terlebih dahulu mengenai pengadaan SPKLU ini," ungkap Aditya, Rabu (2/8/2023).
Beda antara normal charging dengan fast charging, dijelaskan Aditya terletak pada kecepatan isi daya ke kendaraan mobil listrik.
Baca juga: Angka Kesakitan Meningkat, Kepala Sekolah di Kabupaten Tegal Diedukasi Pengelolaan Sampah
Sama halnya ketika memiliki sebuah ponsel, kemudian ada charger yang normal atau biasa dengan fast charger, maka pembedanya sama pengisian daya baterai lebih cepat yang fast charging.
Sedangkan pada SPKLU ini, jika yang tipe normal charging maka membutuhkan waktu paling tidak 6-8 jam pengisian.
Sementara untuk SPKLU tipe fast charging maka hanya membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 3 jam, bergantung apakah mengisi daya listrik dari 0 sampai full, atau pertengahan sampai penuh.
"Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sebanyak 80 persen pengguna sepeda, motor, dan mobil listrik melakukan daya isi atau charging listrik di rumah masing-masing. Sebetulnya jika disesuaikan dengan kemampuan besar batrei charging kendaraan bisa dilakukan di rumah."
"Tapi jika di SPKLU ini, lebih kepada kecepatan isi daya listriknya. Jadi tidak ada masalah mengisi di rumah atau di SPKLU, karena yang membedakan hanya kecepatan charging nya saja," jelas Aditya.
Baca juga: BPN Batang Serahkan 30 Sertifikat Tanah Program PTSL di Desa Pucanggading
Penggunaan Mobil Listrik lebih irit dibandingkan mobil ber mesin atau konfensional.
Masih pada kesempatan yang sama, Aditya menyebut jika membahas kelebihan dari mobil listrik, maka yang jelas adalah lebih irit di ongkos.
Kenapa demikian? Aditya menganalogikan semisal salah satu mobil listrik dari brand A memiliki kapasitas daya 45 kWh.
Kemudian kalikan saja dengan biaya home charging yakni 1.699 per kWh, sehingga jika mengisi dari 0 sampai penuh hanya butuh biaya sekitar Rp 76 ribuan.
Kemudian bandingkan saja dengan mobil yang memiliki mesin dengan ukuran tangki sama yakni 45 liter.
Katakan harga BBM Rp 10 ribu per liter, kemudian mengisi dari 0 sampai penuh, kalikan 45 liter maka membutuhkan biaya sekitar Rp 400 ribu-Rp 450 ribu.
Baca juga: Begini Jurus Jitu Pemkab Pekalongan Entaskan Kemiskinan, Ditiru Berbagai Daerah di Jateng dan Sulsel
"Kalau membahas dari sisi biaya operasional, menurut saya lebih ekonomis dan irit penggunaan mobil listrik dari pada mobil biasa atau konfensional," ujarnya.
Kelebihan lain dari mobil listrik, lanjut Aditya, sesuai namanya yakni mobil listrik maka otomatis tidak memiliki mesin.
Sehingga ketika digunakan di jalan, maka tidak akan mengeluarkan asap polusi karena tidak ada bahan bakar minyak.
Selain itu, karena tidak ada mesin dan hanya ada motor listrik, maka tidak perlu ganti oli, busi, dan lain-lain.
Secara garis besar, seperti yang sudah disampaikan Aditya, yakni kelebihan ada di biaya operasional lebih irit dan ekonomis.
Baca juga: Tiga Polisi Ini Dipecat Tidak Dengan Hormat, Sempat Coba Diselamatkan DIbawa ke Ponpes
Tidak lupa juga, lebih ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan asap.
"Perlu saya sampaikan, untuk Home Charging ini bergantung daya listrik rumah pelanggan ada berapa kWh."
"Jika sudah ada daya listrik sampai 5.500 kWh dan memiliki alat untuk charging berdaya 3.500 kWh, maka tidak perlu menambah daya listrik lagi."
"Tapi kalau memang daya 3.500 kWh dirasa kurang atau membeli alat charging sampai 7.500 kWh maka perlu tambah daya. Tapi untuk tambah daya ini ada stimulus dari PLN yakni biaya penyambungan ada diskon khusus," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.