Berita Tegal
Sedekah Bumi Waduk Cacaban Upaya Pemkab Tegal Nguri-nguri Budaya Jawa
Pemerintah Kabupaten Tegal melalui Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) mengadakan Sedekah Bumi Waduk Cacaban.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: m zaenal arifin
TRIBUN-PANTURA.COM, SLAWI - Dalam rangka nguri-nguri kebudayaan Jawa sebagai kekayaan budaya yang sarat akan nilai-nilai kebaikan dan budi pekerti, Pemerintah Kabupaten Tegal melalui Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) mengadakan Sedekah Bumi Waduk Cacaban, pada Selasa (15/8/2023).
Kegiatan yang berlangsung di area Objek Wisata Waduk Cacaban, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal ini, mengusung tema "Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Titi Tentrem Kerta Raharja."
Rangkaian acaranya sendiri berlangsung selama dua hari mulai Senin (14/8/2023) dan Selasa (15/8/2023).
Kegiatan diawali istigozah dan doa bersama serta penampilan hadroh.
Baca juga: Kasatlantas Polres Tegal Sabet Dua Penghargaan dari Ditlantas Polda Jateng, Ini Kategorinya
Kemudian keesokan harinya pada Selasa (15/8/2023), diawali iring-iringan karnaval pelarungan kepala kerbau.
Dilanjutkan upacara adat, pelarungan kepala kerbau dan sambutan.
Rangkaian kegiatan diakhiri dengan doa bersama, ngalap berkah, rayahan gunungan, dan menaiki kapal ke bagian tengah Waduk Cacaban untuk melarung kepala kerbau.
Semakin meriahkan acara, panitia juga menyajikan hiburan rakyat.
Dalam sambutannya, Bupati Tegal Umi Azizah, tak lupa memanjatkan doa dan harapan seluruh rangkaian acara dapat membawa kesan positif bagi perkembangan kepariwisataan Kabupaten Tegal sekaligus melestarikan lingkungan hidup.
Baca juga: Hari Jadi Ke-401 Kabupaten Pekalongan Usung Tema Kokohkan Sinergi Wujudkan Kota Santri, Ini Maknanya
Ditinjau dari akar budayanya, menurut Umi Sedekah Bumi Cacaban ini adalah warisan budaya jawa yang terus tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat.
Bagian dari cara warga Cacaban dan sekitarnya merawat alam, menjaga keberlangsungan kehidupan harmonis antara alam dengan manusianya.
Sekaligus mengatasi berbagai permasalahan lingkungan hidup yang lebih banyak disebabkan oleh faktor perilaku manusianya yang tidak menghargai alam.
"Seperti membuang sampah atau limbah sembarangan ke danau, ke sungai, ke laut. Menebang pohon di lahan-lahan yang memiliki fungsi hidrologis."
"Sebab melalui tradisi sedekah bumi ini, ada benih ikan yang ditebar, ada pohon yang ditanam, dan ikan-ikan yang diberi makan, serta munajat doa untuk mengharap keridaan illahi," ungkap Umi.
Baca juga: Gudang Kayu Mebel di Bango Demak Dilahap Si Jago Merah, Ini Penyebabnya
Sehingga jika kebudayaan ini menjadi garda terdepan untuk memaknai bentang alam, lanjut Umi, niscaya alam akan terus lestari.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.