Berita Tegal

Ini Faktor Penyebab Stunting di Kabupaten Tegal, Bupati: Perlu Kerja Keras Semua Pihak

Tujuan kegiatan AKS adalah untuk mencari penyebab terjadinya kasus sunting, menggali kasus stunting dan menggali risiko terjadinya stunting.

Istimewa
Bupati Tegal Umi Azizah, saat hadir secara langsung dalam acara pembukaan Diseminasi Hasil Pendataan Audit Kasus Stunting ke-2 (AKS 2) tahun 2023, di Gedung Muslimat NU Kabupaten Tegal, Sabtu (11/11/2023). 

Di kesempatan yang sama, Tim Pakar AKS dari RS Mitra Keluarga Tegal dr. Krisna Adhi Nugraha, menyampaikan bahwa faktor risiko stunting dapat diturunkan dari orang tua. 

Anak yang lahir dari orang tua stunting, maka anaknya juga dapat berisiko stunting. 

Sehingga sangat penting memantau tumbuh kembang anak, salah satunya dengan pengisian buku KIA secara teratur pada saat balita ditimbang.

Tumbuhkan kesadaran orang tua agar secara rutin melakukan penimbangan ke posyandu dan melakukan vaksinasi lengkap kepada balita. 

Menurut Krisna, banyak kasus stunting yang ditangani selain karena faktor gizi buruk juga akibat komplikasi berbagai penyakit yang diderita oleh balita, dan salah satu upaya pencegahan adalah melalui vaksinasi. 

Lakukan vaksinasi lengkap di puskesmas agar dapat menghemat biaya karena vaksin sudah disediakan oleh pemerintah. 

"Cara memberikan edukasi kepada orang tua yang anaknya berisiko stunting hendaknya menggunakan bahasa yang baik, mudah dipahami dan tidak membuat orang tua enggan membawa ke posyandu atau puskesmas."

"Selain itu, penting dipahami bahwa stunting itu sudah pasti pendek tetapi balita pendek belum tentu stunting, karena faktor genetik juga berpengaruh terhadap tinggi badan anak," ungkap Krisna. 

Untuk mengetahui ciri anak berisiko stunting, lanjut Krisna, bisa dilihat dari panjang badan saat lahir kurang dari 46 cm, untuk anak laki-laki usia 1 tahun tinggi badan kurang dari 70 cm, sedangkan untuk anak perempuan usia 24 bulan tinggi badan minimal 80 cm. 

Kepada para peserta, Dokter Krisna berpesan jika melihat balita yang mengalami tanda-tanda risiko stunting segera dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit.

Hal itu, supaya dokter bisa menentukan apakah anak itu stunting atau tidak dan tindakan medis lanjutan apa yang harus dilakukan.

Dokter Krisna menyampaikan bahwa upaya pencegahan sangat penting untuk mengatasi stunting, karena biaya pencegahan jauh lebih murah ketimbang penanganan balita stunting.

Penanganan balita stunting membutuhkan banyak dokter ahli dari berbagai disiplin ilmu kedokteran, karena anak yang sudah terkena stunting mengalami berbagai komplikasi penyakit yang harus ditangani bersama oleh dokter spesialis.

Kuncinya orang tua harus rutin melakukan penimbangan balita ke posyandu, dan lakukan imunisasi lengkap pada anak di bawah usia dua tahun.

Karena anak akan mengalami pertumbuhan otak yang sangat pesat di usia sebelum 2 tahun.

"Pastikan anak mendapatkan asupan gizi yang baik, dan pemantauan tumbuh kembang anak melalui dukungan tim pendamping keluarga dan ahli gizi di Puskesmas," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved