Berita Batang

Masuk Masa Tanam, Petani di Batang Waspadai Ancaman Ini Selain Kurangnya Pupuk Subsidi

Ribuan hektar sawah di Kabupaten Batang mulai ditanami padi secara serentak oleh para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

Penulis: dina indriani | Editor: m zaenal arifin
Istimewa
Sejumlah petani saat melakukan aktivitas tanam padi di sawah Desa Depok. 

TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Ribuan hektar sawah di Kabupaten Batang mulai ditanami padi secara serentak oleh para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

Mereka optimis bisa panen raya pada bulan April mendatang, meski harus waspada terhadap ancaman banjir dan limbah pabrik yang mengkontaminasi aliran sungai.

Salah satu daerah yang melaksanakan program Masa Tanam (MT) 1 adalah Desa Depok, Kecamatan Kandeman.

Di sana, Gapoktan menanam padi di lahan seluas 350 hektar dengan menggunakan bibit beragam seperti Inpari 32, Mekongga dan Pertiwi.

"Secara keseluruhan lahan yang ditanami di Desa Depok seluas 350 hektar, situasi dan musimnya mendukung jadi, selama masa tanam tidak mengalami kesulitan air," tutur Ketua Gapoktan Desa Depok Riyanto, Selasa (9/1/2024).

Namun, para petani masih menghadapi kendala dalam mendapatkan pupuk bersubsidi yang belum tersalurkan secara merata.

Mereka berharap pemerintah segera menyelesaikan masalah ini agar proses tanam berjalan lancar.

"Senang sekali kalau tambahan pupuk subsidi itu langsung disalurkan," ungkap Riyanto.

Sementara itu, di Desa Tegalsari, Kecamatan Tulis, Gapoktan mengkhawatirkan dampak limbah pabrik yang mencemari sungai Kalisono.

Limbah tersebut tidak hanya merusak kualitas padi, tetapi juga menimbulkan gatal-gatal pada kulit petani.

"Dampaknya kurang baik untuk kualitas padi yang dihasilkan, ditambah petani juga sering gatal-gatal sepulang dari sawah," jelas Ketua Gapoktan Desa Tegalsari Sakhir.

Ia berharap ada normalisasi aliran sungai Kalisono sehingga tidak pula menimbulkan banjir saat musim hujan.

Banjir juga menjadi ancaman bagi petani di daerah Depok dan Kandeman yang rawan terendam jika mendapat kiriman air dari daerah atas.

Menanggapi hal ini, Pelaksana tugas (Plt) Kabid Tanaman Pangan, Dispaperta Batang Irhas Fredy Wibowo mengatakan, petani tidak perlu cemas karena jika terendam selama 24 jam tidak berpengaruh pada padi.

Tapi jika sampai sepekan, Gapoktan sudah mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), untuk melindungi jika ada yang mengalami gagal panen.

Sumber: Tribun Pantura
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved