Berita Semarang

Prodi KP Polines Gelar Kuliah Dosen Tamu, Ajak Mahasiswa Cermat dan Bijak Manfaatkan Bank Digital

Program Studi Keuangan dan Perbankan (Prodi KP) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang (Polines) menggelar kuliah dosen tamu 2024.

Editor: m zaenal arifin
Istimewa
Program Studi Keuangan dan Perbankan (Prodi KP) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang (Polines) menggelar kuliah dosen tamu di Gedung Kuliah Terpadu (GKT) Polines lantai 2, Rabu (23/10/2024). 

TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - Program Studi Keuangan dan Perbankan (Prodi KP) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang (Polines) menggelar kuliah dosen tamu di Gedung Kuliah Terpadu (GKT) Polines lantai 2, Rabu (23/10/2024).

Dalam pelaksanaannya, kuliah dosen tamu Prodi KP yang digelar setiap tahun ini diikuti oleh seluruh mahasiswa tingkat satu hingga tiga, para dosen terkait, narasumber dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Program Studi Keuangan dan Perbankan Indonesi (Prodikpi).

Berbeda dengan tahun sebelumnya, kuliah dosen tamu yang mengusung tema “Cermat dan Bijak Memanfaatkan Bank Digital” tersebut bekerja sama dengan LPS.

Semakin berkembangnya teknologi, generasi muda khususnya mahasiswa merupakan kelompok yang sedang gencarnya mengadopsi teknologi digital, termasuk layanan perbankan digital.

Kegiatan ini memberikan tujuan di antaranya yaitu meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang fungsi dan peran LPS, mekanisme penjaminan simpanan, dan langkah mitigasi yang dilakukan oleh LPS, serta meningkatkan wawasan dan kesadaran mahasiswa dalam substansi perbankan digital.

Polines, sebagai institusi pendidikan tinggi terkemuka di Jawa Tengah, berkomitmen untuk mempersiapkan mahasiswanya menghadapi tantangan era digital, termasuk dalam aspek literasi keuangan dan perbankan digital.

Ketua pelaksana, Avilla Rahma Maulana mengharapkan agar mahasiswa dapat sadar dan lebih bijak dalam penggunaan produk maupun fitur bank digital.

“Semoga dengan diadakannya kuliah dosen tamu ini, mahasiswa yang mengahdiri bisa lebih sadar akan risiko dari penggunaan dari bank digital,” harapnya.

Sejalan dengan tujuan itu, Spesialis Group Riset LPS, Meiti Sulistika mempresentasikan makalahnya yang berjudul “Digitally Savy, Financially Happy: Kiat Memanfaatkan Tren Digital dalam Mengelola Keuangan”.

"Akan dibahas tiga outline yaitu tren kepemilikan rekening global dan Indonesia, kiat mengelola keuangan dengan teknologi digital, dan peran LPS dalam melindungi simpanan nasabah," katanya.

Ia mengungkapkan, perkembangan tren dari kepemilikan rekening global dan Indonesia semakin meningkat dari 51 persen menjadi 76 persen untuk global yang terkontribusi dari negara berkembang, dan 20 persen menjadi 51 persen untuk Indonesia.

"Bisa kita liat untuk sepuluh tahun terakhir, mengalami kenaikan yang cukup tinggi," ungkapnya.

Terkait kiat mengelola keuangan, ia menuturkan bahwa terdapat tiga tips menabung dan empat tips untuk berinvestasi.

Adapun tips dari menabung, diantaranya, pangkas pengeluaran tidak perlu, sisihkan untuk menabung di awal bulan, dan pisahkan rekening sesuai kebutuhan.

Sedangkan tips untuk berivestasi, diantaranya, kenali kebutuhan dan kemampuan, kenali produk dan jasa keuangan, kenali manfaat dan risiko, dan juga kenali hak dan kewajiban.

“Bagi adik-adik yang sudah mempunyai rekening di bank digital, berikut ada kiat-kiat untuk tips menabung dan berinvestasi yang aman,” tuturnya.

Meski demikian, ia menjelaskan bahwa perlu waspada dalam penawaran investasi ilegal karena layanan dari bank digital sudah merambat pada investasi.

"Diperlukan waspada terkait ciri-ciri dari investasi ilegal maupun investasi legal,” jelasnya.

Pada outline ketiga, beliau menitikberatkan terkait pinjaman bank digital yang dijamin LPS sesuai dengan tugas dari LPS itu sendiri.

"Tugas LPS menjamin simpanan di bank konvensional dan bank syariah, jadi simpanan di bank digital termasuk simpanan yang dijamin LPS,” ujarnya.

Dalam syarat penjaminan simpanan LPS harus memenuhi kriteria 3T, yaitu tercatat dalam pembukuan bank, Tingkat bunga simpanan yang diterima tidak melebihi Tingkat Bungan penjamin LPS, dan tidak terindikasi melakukan fraud dan/atau terbukti melakukan fraud (tindak pidana di bidang perbankan). 

Dede Suryanto selaku narasumber dari Prodikpi sekaligus Ketua Umum Prodikpi menyampaikan terkait perbedaan bank digital dan perbankan digital yang salah satunya terletak pada kantor fisiknya.

“Bank digital tidak mempunya kantor dan semua operasional berbentuk digital,” ungkapnya.

Tak hanya itu, ia juga memperkenalkan beberapa bank digital yang eksis, mengingat semakin berkembangnya teknologi dan zaman pada era ini, maka perkembangan bank digital mulai melebar dan marak digemari oleh masyarakat sekitar.

“Diantara bank digital yaitu bank jago, neo bank, bank jenius, sea bank, allo bank, dan sebagainya,” tuturnya.

Kendati demikian, bank digital menawarkan banyak manfaat tetapi juga banyak penipuan. Sehingga diperlukan untuk lebih cermat dan bijak dalam memanfaatkannya.

Ia menerangkan bahwa hal-hal tersebut mampu diminimalkan risikonya melalui tujuh indikator. Adapun indikator tersebut yaitu keamanan, pahami produk, literasi digital, perhatikan regulasi, diversifikasi, penanganan masalah, dan maksimalkan fungsi.

“Seiring perkembangan teknologi digital, manfaatkanlah penawaran dan peluang yang ada, dan cermati risiko yang akan terjadi sehingga bisa diantisipasi,” terangnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved