Berita Inspirasi
Inspiratif, Perempuan di Slawi Ini Berhasil Kembangkan Olahan Ikan dan Herbal Meski Tak Muda Lagi
Di usia 63 tahun, Nur Hidayati membuktikan bahwa semangat berwirausaha tak mengenal batasan usia.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: m zaenal arifin
Di usia 63 tahun, Nur Hidayati membuktikan bahwa semangat berwirausaha tak mengenal batasan usia. Melalui merek dagangnya, Nur Food dan nure, ia mengembangkan produk olahan ikan dan herbal yang kini jadi andalan. Simak kisah inspiratifnya yang terus berkarya dan memberdayakan sesama di Desa Slawi Kulon.
TRIBUN-PANTURA.COM, TEGAL - Di balik semangat tak kenal usia, Nur Hidayati, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Wijaya Kusuma Desa Slawi Kulon, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, terus menunjukkan dedikasinya dalam mengembangkan produk olahan makanan dan minuman meski sudah berusia 63 tahun.
Meskipun usianya tak lagi muda, semangatnya untuk berkarya tidak pernah pudar.
Di rumahnya yang juga berfungsi sebagai Sekretariat KWT Wijaya Kusuma, terlihat banyak tanaman herbal yang digunakan untuk berbagai produk olahan.
Selain aktif dalam KWT, Nur Hidayati juga memiliki dua merek dagang, yaitu Nur Food untuk produk olahan ikan dan nure (Nur Rempah) untuk produk olahan herbal.
Perjalanan bisnis olahan makanan dan minumannya dimulai sekitar tahun 2011 ketika Nur Hidayati bergabung dengan KWT Wijaya Kusuma.
Baca juga: Sate Taichan 12, Sajian Pedas dengan Cita Rasa Khas Tegal yang Wajib Dicoba di Slawi
Melalui kelompok tersebut, ia belajar tentang pengembangan pangan lestari dan budidaya potensi lokal.
Pada tahun 2016, Nur mulai mengembangkan produk olahan sendiri, termasuk abon ikan lele dan gabus yang kemudian dipasarkan melalui merek Nur Food.
"Awalnya saya ikut pelatihan dari Dinas Perikanan Kabupaten Tegal, dan mendapat pendampingan. Setelah itu, saya kembangkan sendiri hingga sekarang ada beragam produk olahan," kata Nur Hidayati saat ditemui di rumahnya, Selasa (4/2/2025).
Produk olahan yang dihasilkan Nur Hidayati pun beragam, mulai dari abon ikan lele dan gabus, kentang balado crispy, teri crispy, hingga wedang uwuh plus teh dan wedang jahe dengan rumput laut.
Tidak hanya itu, ia juga mencoba inovasi baru seperti manisan melon dan Kombucha yang dipadukan dengan ramuan herbal.
"Selain abon, saya juga mencoba membuat manisan melon dan Kombucha. Kombucha saya coba dengan ramuan herbal seperti kunyit, jahe, kencur, dan jinten. Masih dalam tahap uji coba," ujar Nur Hidayati.
Baca juga: Ratusan Guru Honorer Datangi DPRD Kabupaten Tegal, Adukan Nasib Pasca Seleksi PPPK
Meskipun berusia 63 tahun, semangat Nur Hidayati untuk berinovasi tetap membara.
Ia juga memberdayakan anggota KWT untuk membantu proses produksi, seperti memisahkan daging ikan dari durinya untuk produk abon.
Pemasaran produk-produk olahan ini dilakukan melalui mulut ke mulut, serta teman-teman dari KWT dan pelanggan setia yang telah mencoba produknya.
Walaupun memiliki akun Instagram, Nur Hidayati belum terlalu aktif dalam pemasaran online.
Adapun harga untuk produk-produknya beragam, seperti abon lele 100 gram seharga Rp 35 ribu, abon gabus 100 gram seharga Rp 50 ribu, wedang uwuh plus teh isi 3 pcs seharga Rp 25 ribu, serta kentang balado crispy dengan harga mulai dari Rp 35 ribu per 200 gram.
Harga yang terjangkau dengan kualitas yang terjaga menjadikan produk Nur Hidayati banyak dicari.
Baca juga: Aipda Bambang Hermanto, Harapan Baru bagi Anak-Anak Pesisir Pantai Kramat Kabupaten Tegal
Meski demikian, ia berharap agar produk Kombucha Herbal yang masih dalam tahap uji coba dapat segera diterima pasar dengan harga yang lebih stabil.
"Harapannya produk-produk ini bisa terus berkembang dan membantu perekonomian keluarga serta memberdayakan masyarakat sekitar," ujar Nur Hidayati.
Dengan semangat dan ketekunannya, Nur Hidayati membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk berkarya dan memberikan inspirasi bagi banyak orang. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.