Berita Batang
RSUD Kalisari Batang Terkendala Masalah Finansial, Tanggung Utang Obat Rp 15 Miliar
RSUD Kalisari Batang memiliki utang pengadaan obat sebesar Rp 15 miliar kepada penyedia obat.
Penulis: dina indriani | Editor: m zaenal arifin
TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Direktur RSUD Kalisari Batang, dr. Mochammat Ali Balkhi, mengungkapkan bahwa RSUD Kalisari memiliki utang pengadaan obat sebesar Rp 15 miliar kepada penyedia obat.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa utang tersebut tidak akan mengganggu pelayanan obat kepada pasien.
"Kita memang ada utang kepada pihak penyedia obat yang nilainya mencapai Rp 15 miliar."
"Meskipun demikian, itu tidak mempengaruhi pelayanan obat ke pasien," tutur Ali Balkhi, Rabu (26/2/2025).
Ali Balkhi menjelaskan bahwa utang tersebut sudah ada sebelum dirinya menjabat sebagai direktur, sehingga utang semakin menumpuk hingga jatuh tempo.
Ia berjanji akan menyelesaikannya secara bertahap dan menargetkan pelunasan pada tahun depan.
"Semoga tahun depan utang obat bisa lunas. Saat ini kebutuhan obat masih tercover untuk semua pasien sehingga tidak mempengaruhi pelayanan," tambahnya.
Kepala Seksi Rekam Medis dan Pengembangan Mutu RSUD Kalisari Batang, dr. Feria Kurniawati, M.Kes., menekankan bahwa sebagai rumah sakit daerah, RSUD Kalisari tidak hanya berorientasi profit tetapi juga memiliki fungsi sosial.
"Misalnya, ada pasien yang seharusnya hanya dirawat lima hari, tapi karena kondisi tertentu, dia masih harus mendapatkan perawatan lebih lama. Kami tidak bisa langsung memulangkan pasien seperti itu," jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa kebutuhan obat di rumah sakit sangat tinggi, terutama bagi pasien yang menjalani perawatan jangka panjang.
Situasi ini kerap menjadi kendala dalam menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran rumah sakit.
"Kami tetap berusaha agar tidak mengurangi kualitas pelayanan obat. Kami menggunakan obat-obatan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pasien," ujarnya.
Selain utang kepada penyedia obat, tantangan lain yang dihadapi RSUD Kalisari Batang adalah penyesuaian biaya klaim BPJS Kesehatan.
Meski BPJS Kesehatan membayar klaim tepat waktu, sistem pembiayaannya kadang tidak sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
"Kami mengajukan klaim dengan jumlah tertentu, tapi ada beberapa yang tertunda. Namun, kami tetap diskusikan dan lengkapi data yang dibutuhkan untuk diajukan kembali," ungkap dr. Feria.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.