UMKM

Kisah Inspiratif Kasnali, Perajin Shuttlecock Asal Tegal yang Sukses Tembus Pasar Nasional

Simak kisah inspiratif Kasnali, perajin shuttlecock asal Tegal, yang sukses menembus pasar nasional dengan merek Kasuki.

Tribunpantura.com/Fajar Bahruddin Achmad
TUNJUKKAN PRODUK - Kasnali menunjukkan produk shuttlecock buatannya di rumahnya RT 04 RW 01 Desa Lawatan, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Senin (17/3/2025). Shuttlecock buatannya bermerek Kasuki. (Tribun Jateng/ Fajar Bahruddin Achmad) 

TRIBUN-PANTURA.COM, TEGAL - Di sebuah ruang produksi berukuran 5x2 meter, Kasnali (55) duduk tekun di depan mesin blower, menguji keseimbangan shuttlecock hasil produksinya.

Satu per satu, ia periksa kerapihan bulu sebelum memastikan shuttlecock dapat berputar dengan sempurna dalam mesin pengujian.

Bagi Kasnali, keseimbangan shuttlecock adalah hal utama karena produk buatannya mengikuti standar internasional.

"Pengetesan keseimbangan ini bagian yang penting. Karena shuttlecock produksi saya itu speed-nya (red, kecepatan), ikut standar internasional," kata Kasnali, Senin (17/3/2025).

Kasnali merupakan salah satu perajin shuttlecock di Desa Lawatan, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, yang dikenal sebagai sentra industri rumahan shuttlecock.

Hampir setiap rumah di desa ini memiliki usaha serupa.

Dalam sehari, Kasnali mampu memproduksi 50 slop shuttlecock, dan saat permintaan tinggi, produksinya bisa mencapai 100 slop per hari dengan merek Kasuki.

"Di Desa Lawatan, sebanyak 75 persennya perajin industri shuttlecock. Sejumlah 45 persen punya merek sendiri, sisanya pekerja buruh. Saya sendiri saat ini punya tenaga buruh empat orang," ungkapnya. 

Kasnali telah menekuni industri shuttlecock sejak usia 28 tahun pada 1998, dimulai sebagai buruh di industri rumahan.

Namun, pada 2010, ia memutuskan untuk mendirikan usahanya sendiri dengan memanfaatkan media sosial Facebook untuk pemasaran.

Berkat internet, produknya semakin dikenal dan permintaan meningkat pesat.

"Saat itu koknya sudah ada, saya bikin merek sendiri. Saya memanfaatkan internet untuk posting-posting produk, tahunya banyak yang pesan," ujarnya.

Untuk mengembangkan usaha, Kasnali mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI senilai Rp 10 juta.

Dari awalnya hanya mampu memproduksi 20 slop per hari, kini ia mampu mengirimkan produknya ke berbagai kota seperti Jakarta, Purwokerto, Purbalingga, Kuningan, hingga Palembang.

Dalam seminggu, pengirimannya bisa mencapai 150 slop shuttlecock.

Halaman
12
Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved