Berita Batang

Permintaan Jamur Tiram Melejit di Ramadan, Petani Batang Hadapi Tantangan Baru

Ramadan menjadi momen penuh berkah bagi petani jamur tiram di Batang, dengan lonjakan permintaan.

Penulis: dina indriani | Editor: m zaenal arifin
Tribunpantura.com/Dina Indriani
TUNJUKKAN JAMUR - Petani jamur tiram, Muchammad Furqon menunjukkan baglog jamur tiram. Ramadan menjadi momentum penuh berkah, permintaan masyarakat melonjak hingga dua kali lipat dibandingkan hari biasa. (TRIBUN PANTURA/DINA INDRIANI) 

TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Ramadan menjadi momen penuh berkah bagi petani jamur tiram di Batang, dengan lonjakan permintaan yang mencatatkan angka hampir dua kali lipat dibandingkan hari biasa.

Tak hanya digunakan sebagai lauk, jamur tiram kini semakin diminati sebagai bahan dasar aneka kudapan spesial Lebaran, membuat permintaan terus meroket.

Muchammad Furqon Firman Syah (33), petani jamur asal Wonotunggal, Batang, mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam memenuhi permintaan yang terus meningkat.

"Dulu, kami hanya memproduksi sekitar 20 kilogram per hari, sekarang harus dipenuhi hingga 40 kilogram setiap hari."

"Permintaan selama Ramadan meningkat hampir dua kali lipat, tapi kami tetap berusaha menjaga kualitas," ujar Furqon, Rabu (26/3/2025).

Baca juga: Puluhan Rumah Warga di Warungasem Batang Rusak Diterjang Puting Beliung

Meski permintaan melonjak, harga jamur tiram tetap stabil di kisaran Rp14.000 hingga Rp15.000 per kilogram.

Untuk memenuhi tingginya permintaan, Furqon memasarkan produk segar ini ke pasar lokal di Batang dan Pekalongan.

Meskipun demikian, ia mengaku ada beberapa permintaan yang terpaksa tidak bisa dipenuhi karena keterbatasan pasokan.

Furqon optimistis dengan prospek budidaya jamur tiram di Batang, mengingat tingginya permintaan yang masih belum sepenuhnya tercukupi.

Menurutnya, budidaya jamur tergolong mudah dikelola, hanya memerlukan penyiraman rutin dan perawatan insektisida dua kali sebulan.

Berawal dengan modal Rp 500 ribu dan 2.000 baglog, Furqon kini berhasil mengembangkan usaha budidaya jamur tiramnya menjadi 20.000 baglog.

Baca juga: Cerita Pilu TKW Batang, 19 Tahun Bertahan Hidup di Hutan Malaysia Usai Kabur dari Rumah Majikannya

Dengan pengaturan pembibitan bertahap, Furqon kini dapat memanen setiap hari dan memastikan pasokan jamur selalu segar untuk pasar.

"Dulu panen tak menentu, sekarang kami atur agar produksi stabil, dengan cara ini kami juga meminimalkan potensi kerugian akibat produk basi," tutupnya.

Peluang pasar yang masih terbuka lebar dan strategi pengelolaan yang lebih terorganisir membuat Furqon yakin bahwa usaha budidaya jamur tiram di Batang akan terus berkembang, memberikan berkah bagi petani lokal dan memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadan dan Lebaran. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved