Berita Jateng

Candi Umbul di Magelang, Pemandian Eksotis Warisan Kerajaan yang Kini Jadi Surga Wisatawan

Candi Umbul, sebuah pemandian kuno warisan Kerajaan Mataram Kuno yang kini menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Magelang.

Penulis: budi susanto | Editor: m zaenal arifin
Tribunpantura.com/Budi Susanto
KOLAM AIR HANGAT - Kondisi kolam air hangat di Candi Umbul yang terletak di Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, Jumat (4/4/2025). Situs Candi Umbul bisa jadi destinasi wisata bagi para pemudik menghabiskan waktu libur lebaran. (TRIBUN PANTURA/BUDI SUSANTO) 

TRIBUN-PANTURA.COM, MAGELANG – Di tengah sejuknya udara pegunungan dan keindahan alam Kabupaten Magelang, terdapat sebuah situs sejarah yang tak hanya memanjakan mata, tapi juga menyimpan cerita peradaban masa silam.

Namanya Candi Umbul, sebuah pemandian kuno warisan Kerajaan Mataram Kuno yang kini menjadi salah satu destinasi wisata favorit para pencari ketenangan dan keunikan.

Nama "Umbul" berasal dari bahasa Jawa yang berarti air yang menyembul atau naik, merujuk pada sumber air panas alami yang terus mengalir dari dasar kolam utama.

Situs ini tak sekadar tempat berendam, tetapi juga saksi bisu kejayaan Dinasti Sanjaya, penguasa Hindu dari masa Mataram Kuno.

Dahulu, kolam ini digunakan sebagai tempat pemandian para bangsawan dan ksatria, bahkan dipercaya juga untuk melakukan semedi atau kungkum.

Di sekeliling kolam, masih bisa ditemukan petilasan lingga-yoni, serta relief dan batuan khas Hindu yang memperkuat nilai historis situs ini.

Keunikan utama Candi Umbul terletak pada dua kolam berbeda suhu.

Kolam atas berisi air panas alami mengandung belerang, sementara kolam bawah menawarkan air dingin yang menyegarkan.

Namun yang paling mengejutkan, air panas di sini tidak berbau menyengat sebagaimana pemandian belerang pada umumnya.

"Saya kira bakal bau belerang seperti pemandian lainnya, ternyata nggak ada bau sama sekali, jadi lebih nyaman," ujar Erik Prasetya, salah satu pengunjung, Jumat (4/4/2025).

Jejak Sejarah di Tengah Modernisasi

Meski bangunan candinya tidak lagi utuh, struktur batu andesit yang menyusun dinding kolam, serta relief tumbuhan, binatang, dan stupa, tetap menyiratkan kejayaan masa lalu.

Fondasi batu di dasar kolam diyakini dulunya menjadi penyangga atap pelindung, dan batu datar di tengah kolam kemungkinan menjadi alas duduk meditasi para ksatria.

Upaya pelestarian pun terus dilakukan.

Pada 2019, Pemkab Magelang melakukan renovasi besar seperti pembangunan gerbang utama, taman, aula terbuka, hingga kantin bertingkat.

Sayangnya, pandemi COVID-19 sempat menghentikan laju optimalisasi tersebut.

Meski begitu, semangat untuk menghidupkan kembali daya tarik Candi Umbul tetap menyala.

Saat ini, situs tersebut kembali dibuka untuk umum dan siap menyambut para wisatawan yang ingin berenang dalam sejarah dan kesegaran alam sekaligus.

Akses Mudah dan Harga Terjangkau

Untuk mencapai Candi Umbul pun tak sulit.

Dari arah Semarang, pengunjung cukup berbelok kiri sebelum Kecamatan Pringsurat, Temanggung, lalu menempuh sekitar 400 meter. 

Sedangkan dari arah Yogyakarta, cukup mengikuti jalur menuju Desa Krincing, Secang, lalu ke arah Grabag sesuai papan penunjuk.

Dan kabar baiknya, harga tiket masuk sangat ramah di kantong, di bawah Rp 5.000, wisatawan bisa menikmati berendam ala bangsawan di kolam penuh sejarah. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved