Berita Jateng
Menarik, Pejabat Utama Kejati Jateng Turun Langsung Jadi Petugas Upacara HUT ke-80 RI
Peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di halaman Kejati Jawa Tengah, berlangsung dengan nuansa berbeda.
Ia harus berani berdiri di barisan depan, mengibarkan bendera, membaca naskah, bahkan memimpin doa, itulah makna kepemimpinan sejati.
Menurutnya, Integritas adalah ketika ucapan dan perbuatan menyatu dalam satu kata.
Upacara ini adalah refleksi, bahwa pejabat negara harus hadir tidak hanya dengan kebijakan, tetapi juga dengan keteladanan.
"Jawa Tengah itu punya tagline Jaksa Guyub dan guyub itu harus dimulai dari pemimpin."
"Seorang leader harus berani memberi contoh kepada anak buahnya."
"Kami ingin memberi teladan bahwa kemerdekaan adalah amanat, dan semua pejabat punya kewajiban moral untuk menegakkannya," tegas Hendro Dewanto usai upacara.
Pesan itu nyata. Di tengah sorot mata jaksa muda dan pegawai kejaksaan, para pimpinan menunjukkan bahwa teladan bukan lahir dari instruksi, tetapi dari keberanian untuk turun langsung.
Sebuah simbol kebersamaan, sekaligus pengingat bahwa semangat kemerdekaan harus selalu diperbarui, tidak peduli berapa pun usia bangsa ini.
Upacara di Kejati Jateng ini akhirnya menjadi cermin nasionalisme yang hidup bukan slogan, bukan formalitas.
Ia hadir dalam bentuk sikap, disiplin, ketegasan, dan kesediaan pejabat untuk memberi contoh nyata.
Aspidsus Kejati Jateng Dr. Lukas Alexander mengatakan, sesuai perintah dan arahan Kajati, bahwa kita memang sebagai senior pun harus bisa mengayomi, menjiwai, jiwa nasionalisme dan rasa kemerdekaan itu sendiri.
Pagi itu, halaman Kejati Jateng berubah menjadi ruang refleksi, bahwa merdeka bukan sekadar peringatan tanggal, melainkan tanggung jawab bersama untuk terus menjaga nilai-nilai kejujuran, keberanian, dan pengabdian.
Dari Semarang, pesan kuat dikibarkan bersama Sang Saka, Indonesia butuh teladan, dan pejabat negara harus berdiri di barisan depan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.