Berita Nasioal

Komnas HAM Sebut Kematian Pendeta Yeremia Diduga karena Ditembak Oknum TNI dari Jarak Dekat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penembakan menggunakan pistol - Komnas HAM menduga Pendeta Yeremia meninggal karena ditembak dari jarak dekat menggunakan pistol atau senjata lain oleh oknum anggota TNI dari Koramil Hitadipa.

TRIBUNPANTURA.COM, JAKARTA - Kematian Pendeta Yeremia Zanambani diduga karena ditembak secara langsung oleh oknum TNI.

Hasil investigasi tim pemantauan dan penyelidikan Komnas HAM menyimpulkan, anggota TNI yang menjadi petinggi Koramil Hitadipa diduga menjadi pelaku pembunuhan Pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya, Papua.

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, mengungkapkan oknum tersebut diduga menjadi pelaku langsung penyiksaan dan/atau pembunuhan di luar proses hukum (extrajudicial killing).

Baca juga: Menko Polhukam Bentuk TPGF Kasus Penembakan Pendeta Yeremia di Papua, Ini Kata Mahfud

Baca juga: Daftar Prakerja Gelombang 11 di www.prakerja.go.id, Simak Batas Akhir Pendaftaran dan Kuotanya

Baca juga: Begini Kesaksian Korban Robohnya Tower Sutet di Batang, Terungkap PLN Janjikan Hal Ini

Baca juga: Korban Luka Rombongan TGPF Kematian Pendeta Yeremia Bertambah, Kogabwilhan III: Ternyata 3 Orang

“Ini juga berangkat dari pengakuan korban sebelum meninggal kepada dua orang saksi, minimal dua orang saksi yang melihat (oknum) berada di sekitar TKP pada waktu kejadian dengan 3 atau 4 anggota lainnya,” kata Anam dalam konferensi pers daring, Senin (2/11/2020).

Hal itu disimpulkan Komnas HAM dari bekas luka tembakan yang diduga dilepaskan dari jarak kurang dari satu meter.

Pertimbangan lainnya adalah karakter tembakan di lokasi kejadian yaitu kandang babi yang sangat sempit, Komnas HAM menyimpulkan pelaku menggunakan senjata api laras pendek atau pistol atau senjata lain.

Menurut Komnas HAM, peristiwa kematian Pendeta Yeremia berhubungan dengan serangkaian peristiwa pada 17-19 September 2020.

Salah satunya adalah penembakan yang menewaskan anggota TNI Serka Sahlan dan perampasan senjatanya oleh TPNPB/OPM.

Peristiwa itu mendorong adanya pencarian terhadap senjata yang dirampas itu.

Anam mengungkapkan, Pendeta Yeremia diduga sudah menjadi target atau dicari oleh terduga pelaku.

Penyiksaan dan/atau tindakan kekerasan yang dialami Pendeta Yeremia diduga untuk mendapatkan keterangan korban terkait keberadaan senjata yang dirampas tersebut.

“Hal ini secara tegas disampaikan (pelaku), anggota TNI Koramil Hitadipa, yang menyebutkan nama Pendeta Yeremia Zanambani sebagai salah satu musuhnya,” tuturnya.

“Pendeta Yeremia Zanambani juga cukup vokal dalam menanyakan hilangnya dua orang anggota keluarganya kepada pihak TNI,” sambung dia.

Untuk itu, selain pelaku langsung, Komnas HAM juga menduga adanya pelaku tidak langsung yaitu pemberi perintah pencarian senjata yang dirampas.

Sebelumnya, temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya juga telah mengungkapkan adanya dugaan keterlibatan aparat dalam kasus penembakan Pendeta Yeremia.

Halaman
12