Namun tidak membuat Ida sakit hati atau pun menyerah, karena baginya semua itu menjadi pengalaman atau bumbu-bumbu profesinya.
Menjadi Petugas perempuan seorang diri, tidak menjadi kendala bagi Ida saat menjalankan perannya. Ia tetap bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik, tanpa kendala bearti.
"Alhamdulillah selama saya bekerja 5 tahun ini di kamar jenazah, tidak mengalami hal yang aneh-aneh, diganggu atau yang lainnya. Kalau rekan yang lain mungkin pernah, tapi kalau saya tidak pernah. Karena profesi saya ini memang sangat jarang yang minat, disini pun saya perempuan sendiri. Tapi ya karena sejak awal saya berniat mengamalkan ilmu, tidak berpatokan karena gaji, sehingga ya senang saja menjalani nya. Karena bisa menjadi amalan saya nanti ketika meninggal," paparnya.
Baca juga: Belum Ditemukan Klaster Objek Wisata di Kabupaten Pekalongan Pasca Libur Panjang
Baca juga: Pemerintah Kota Tegal Beri Bantuan Pangan Untuk 53 Anak Penyandang Disabilitas Ganda
Baca juga: Pecatan Brimob Rebut Pistol dan Tembak Anggota Polisi di Medan,
Tambahan informasi, pemulasaraan jenazah adalah proses perawatan jenazah yang meliputi kegiatan memandikan, mengkafani, menyembahyangi, dan pemakaman jenazah.
Sedangkan selama masa pandemi Covid-19 ini, petugas pemulasaran jenazah juga menjadi garda terdepan.
Karena mereka juga cukup beresiko untuk bisa tertular. Sehingga profesi ini, juga membutuhkan perjuangan yang cukup besar.
"Pernah ada orang baru masuk, dan bekerja di pemulasaran jenazah RSUD dr Soeselo Slawi. Baru dua hari sudah keluar karena tidak kuat dengan pekerjaannya. Jadi ya memang membutuhkan perjuangan, kalau saya karena sudah niat dan pandangannya untuk ibadah, jadi insyaallah lancar dan selalu sehat," Imbuh Ida. (dta)