TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Pemkab Batang bersiap menghadapi datangnya bencana khsususnya saat musim musim hujan.
Pasalnya musim penghujan memicu berpotensi sejumlah bencana sperti banjir, serta tanah longsor.
Selain itu, penurunan tanah atau sinkhole juga menjadi ancaman di sejumlah titik yang ada di Kabupaten Batang.
Baca juga: Begini Kesiapan Pemkab Kendal Menghadapi Musim Rawan Bencana
Baca juga: Update Virus Corona di Kabupaten Karanganyar, Sabtu 7 November 2020.
Baca juga: Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Bisa Terjadi, Berikut Prakiraan Cuaca Jateng
Tercatat fenomena sinkhole pernah terjadi di Desa Jolosekti, Kecamatan Tulis Ferbruari lalu.
Bahkan menurut kajian Balai Energi dan Sumber Daya Mineral (BESDM) Provinsi Jateng, 24 hektar lebih areal persawahan di Desa Jolosekti berpotensi mengalami penurunan tanah.
Hingga kini Pemkab Batang masih memantau pergerakan tanah di wilayah tersebut.
Sebagai langkah antisipasi, Pemkab Batang meminta masyarakat mengganti tanaman padi dengan tanaman keras.
Langkah tersebut dilakukan agar tanah di areal persawahan tersebut tercengkram oleh akar tanaman, guna meminimalisir penurunan tanah.
Menurut Bupati Batang Wihaji, meski lokasi tersebut tidak berdekatan dengan pemukiman, namun potensi sinkhole di Desa Jolosekti wajib diwaspadai.
"Saat awal terjadi sinkhole, penurunan tanah di sana mencapai 50 sentimeter. Namun pantauan kami saat ini, tanah di sana tidak mengalami penurunan. Namun kami tetap mewaspadi potensi bencana tersebut," paparnya, Sabtu (7/11/2020).
Baca juga: 4 Pencuri Baliho di Kota Tegal Tertangkap Basah
Baca juga: Jadwal Pelayanan Donor Darah PMI Kota Semarang Sabtu 7 November 2020 Buka di Empat Lokasi
Baca juga: Pencuri di Purbalingga Ditangkap Setelah Terbatuk saat Bersembunyi
Baca juga: Berikut Jadwal Samsat Online Keliling di Demak, Sabtu, 7 November 2020
Dilanjutkannya, antisipasi bencana secara dini juga dilakukan Pemkab Batang. Tak hanya potensi penuran tanah, namun potensi bencana lainya juga telah dipetakan.
"Untuk itu kami keluarkan edaran mengenai status siaga bencana di Kabupaten Batang yang berlaku dari 1 Oktober hingga 1 Juni tahun depan," terangnya.
Ditambahkannya Bupati Wihaji, armada, dan perlengkapan kegawatdaruratan wajib dipersiapkan. Selain itu, BPBD sebagai leading sektor harus siaga.
"Intinya harus respon cepat, saat ada bencana harus langsung turun membantu. Hal itu juga sebagai upaya pelayanan prima ke masyarakat, pokoknya bantu dan bantu saat ada bencana," tambahnya. (bud)