"Kalau dulu kekuatan JI se-Asia Tenggara, sekarang JI telah mulai mengecil."
"Sekarang subtansi JI adalah penerus perjuangan dan orang-orang yang dipakai adalah orang yang bisa dikoordinir," ujar dia.
Rata-rata, kata dia, anggota JI baru yang direkrut adalah mahasiswa.
Setelah itu mereka diseleksi lagi untuk dikirim ke Suriah maupun ke Filipina.
"Mereka diseleksi skillnya dan ketahanan fisiknya," tuturnya.
Ia menuturkan pelatihan awal diberikan secara berjenjang dimulai dari pelatihan menghindari penggerebekan, dan bertahan interogasi.
Pada pelatihan itu juga disisipi materi bongkar pasang senjata.
"Tidak hanya itu subtansi militernya juga ada misal disuruh push Up, lari keliling ruangan," tukasnya. (*)
Baca juga: SD dan PAUD Belum akan Gelar Sekolah Tatap Muka, Ini Alternatif Pembelajaran dari Kemendikbud
Baca juga: Polisi Tetapkan 4 Tersangka Perusakan RSUD Brebes, Insiden Jemput Paksa Jenazah Covid-19
Baca juga: Jateng Tertarik Gunakan GeNose Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM, Ganjar: Sudah Pesan
Baca juga: Viral Video Parodi Lagu Indonesia Raya, KBRI Bereaksi Keras, Malaysia Janji Tindak Tegas Pelaku