Berita Pemalang

Pedagang Mie Ayam Bakso di Pemalang Jadi Korban Orderan Fiktif, Pemesan Mengaku Petugas Puskesmas

Penulis: budi susanto
Editor: yayan isro roziki
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sardho, hanya bisa tepok jidat, saat ditemui Tribunpantura.com di tempat ia berdagang mie ayam dan bakso, yang terletak di depan Kantor Kecamatan Randudongkal, Rabu (13/1/2021).

TRIBUNPANTURA.COM, PEMALANG - Nasib malang dialami Sardho, panjual mie ayam bakso yang berdagang di sekitar Puskesmas Randudongkal, Pemalang, di tengah pandemi Covid-19. 

Pasalnya Sardho terkena jerat orderan fiktif, yang dilakukan oknum yang mengatasnamakan tenaga medis dari Puskesmas Randudongkal. 

Sembilan porsi mie ayam, dan satu porsi bakso senilai Rp130 ribu yang ia bawa ke Puskesmas Randudongkal, serta pulsa Rp400 ribu yang Sardho kirim ke nomor pelaku raib tak berbekas.

Baca juga: Sehari Tiga Peristiwa Tanah Longsor Landa Kabupaten Pekalongan, BPBD Minta Masyarakat Waspada

Baca juga: Sebagai Penyintas Covid-19, Akankah Hendi Ikut Vaksinasi Perdana? Ini Jawabannya

Baca juga: Cabut Laporan Terhadap Ibu Kandungnya, Kuliah Agesti Dibiayai Dedi Mulyadi: Permulaan Rp10 Juta

Baca juga: Polisi Limpahkan Tersangka dan Barang Bukti Kasus Video Adzan Jihad ke Kejari Kabupaten Tegal

Alhasil, ingin dapat untung di tengah sulit perekonomian karena dampak pandemi Covid-19, Sardho justru merugi.

Sardho pun tak bisa mengembunyikan rasa kecewaannya saat ditemui Tribunpantura.com di tempat ia berdagang. 

"Mau bagaimana lagi sudah terlanjur terjadi," paparnya pasrah, Rabu (13/1/2021).

Sembari menata daganganya, pria paruh baya itu menuturkan, rasa empati terhadap tim medis justru dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab. 

"Pikir saya karena tim medis tengah bekerja menangani Covid-19, jadi mereka tidak bisa kemana-mana dan fokus di Puskesmas."

"Maka dari itu saat ada pesanan yang mengaku dokter dari Puskesmas saya tergerak, ternyata saya kena tipu," paparnya.

Ia menceritakan saat mendapat order dari oknum yang mengaku sebagai petugas medis di Puskesmas Randudongkal.

Di mana pemesan menggunakan bahasa Jawa halus dalam berkomunikasi melalui aplikasi chating. 

"Saya percaya saja karena poto di Whatsapp juga berpakian dokter. Awalnya ia pesan sembilan porsi mie ayam, beberapa saat kemudian minta satu porsi bakso, pesanan itu untuk para perawat katanya," jelas Sardho.

Usai menyiapkan pesanan, Sardho kembali dikontak melalui Whasapp oleh pelaku dan meminta untuk dibelikan pulsa. 

"Awalnya minta pulsa Rp 100 ribu, kemudian minta lagi Rp 100 ribu yang ditujukan untuk dokter lainya."

"Kalau ditotal ada tiga nomor nominal Rp 400 ribu," imbuhnya.

Setelah membelikan pulsa, ia berangkat ke Puskesmas untuk mengatar mie ayam dan bakso yang dipesan.

"Namun sesampainya di Puskesmas, para perawat bilang tidak ada yang memesan, dan mereka bilang saya kena tipu karena sudah ada tiga pedagang lainya yang juga tertipu dan diminta mengantar makanan ke Puskesmas," katanya.

Halaman
12