Penanganan Corona

Beredar Kabar Pasien Bergejala Covid-19 Meninggal di Mobil Karena Ditolak Beberapa RS

Editor: Rival Almanaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Virus Corona atau Covid-19

TRIBUN-PANTURA.COM, DEPOK - Seorang warga dengan gejala Covid-19 meninggal di taksi online setelah ditolak beberapa rumah sakit.

Warga itu diketahui berdomisili di Depok dan telah ditolak di beberapa RS Rujukan karena tidak tersedia lagi tempat untuk penanganan.

Hal itu disampaikan LaporCovid19 yang menerima laporan secara langsung dari keluarga pasien pada 3 Januari 2021.

"Anggota keluarganya meninggal di taksi daring setelah ditolak di 10 rumah sakit rujukan Covid-19," demikian tulis LaporCovid19 melalui keterangan pers bersama Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Jumat (15/1/2021).

Baca juga: Jadwal Samsat Keliling Kabupaten Tegal Hari Ini, Minggu (17/1/2021) Ada di Satu Lokasi

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Wilayah Tegal Raya Minggu (17/1/2021), Hujan Ringan Mendominasi

Baca juga: Tempat Isolasi di RSUD Karanganyar Penuh, Ada Enam Pasien Yang Antre di Isolasi IGD

Baca juga: JLS Kebumen Jadi Ajang Balap Liar dengan Taruhan Puluhan Juta, Polisi Ambil Tindakan

Meski mendapat laporan pada 3 Januari 2021, menurut salah satu sumber Kompas.com, insiden itu terjadi pada 20 Desember 2020.

Insiden itu menimpa seorang ayah yang kesulitan mencari rumah sakit rujukan Covid-19 saat dirinya mengalami sesak nafas dan sejumlah gejala lain yang mirip Covid-19.

"Maaf kami tidak bisa membuka identitas pelapor," ujar sumber Kompas.com itu.

Situasi ini memang mencerminkan situasi gawat yang sedang terjadi saat ini di banyak wilayah akibat lonjakan kasus Covid-19 pasca libur panjang, termasuk di Depok.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita belum dapat mengonfirmasi kabar ini. Ia mengatakan pihaknya tengah mencari identitas warga tersebut.

"Tadi sudah ada nama dokter yang jadi sumbernya, tapi dia ngasih lagi ke orang lain, tapi kayaknya tertutup banget data-datanya,” jelas Novarita dikutip Tribun Jakarta, Sabtu (16/1/2021).

“Saya mau tahu motivasinya apa, kalau untuk perbaikan kan kita harus tahu datanya agar jelas, apakah tidak ada perhatian atau dia pergi ke rumah sakit inisiatif nggak sabar nunggu."

"Karena kan memang sekarang ini di IGD ramai banget, akhirnya dia nyari-nyari mungkin sampai 10 rumah sakit,” ucapnya.

Alarm sudah berbunyi sejak November

Alarm soal ancaman kolapsnya fasilitas kesehatan di Depok sudah berbunyi sejak akhir November, kurang lebih 2 pekan usai awal lonjakan pasien Covid-19 di Depok terjadi pada 11 November 2020.

Dua rumah sakit besar milik pemerintah, yaitu RSUD Kota Depok dan RS Universitas Indonesia (RS UI) menyampaikan bahwa okupansi ruang isolasi Covid-19 mereka mulai menyentuh 80 persen.

Halaman
123