TRIBUNPANTURA.COM, PEMALANG - Keganasan lebah jenis Vespa Affinis atau tawon vespa alias tawon ndas memakan korban.
Bahkan karena keagresifan tawon tersebut, Tarmin (62) pencari rumput tewas setelah disengat kawanan tawon vespa tersebut.
Beberapa saksi pun berujar, Tarmin diserang kelompok tawon saat mencari rumput di Dusun Krasak, Kelurahan Sugihwaras, Pemalang.
Baca juga: Langgar Larangan Parkir, Relakan Kendaraan Digembok Petugas Dishub Kudus
Baca juga: Lokomotif Antik Jerman D 301 Selesai Direstorasi, Jumadi Girang: Nantikan di Taman Pancasila Tegal
Baca juga: Ronaldo Tolak Tawaran Promosi Iklan Rp 103 Miliar Bareng Lionel Messi
Baca juga: Arab Saudi Umumkan Syarat Baru Jemaah Umrah dari Indonesia, Ini Penjelasannya
Meski sempat ditolong warga, namun nyawa pria 62 tahun itu tak tertolong dan meninggal di lokasi kejadian.
Dipaparkan Bhabinkantibmas Sugihwaras, Polsek Pemalang, Aiptu Fahrudin Ali Ahmad, insiden yang memakan korban jiwa itu terjadi Sabtu siang.
"Kejadian itu siang tadi, korban merupakan warga Kecamatan Warureja, Tegal yang mencari rumput di wilayah Dusun Krasak," jelasnya, Sabtu (23/1/2021).
Dilanjutkannya, korban tak mengetahui ada sarang tawon di semak-semak saat ia mencari rumput.
"Karena hal itu korban diserbu kawanan lebah hingga meninggal dunia, setelah dilakukan pemeriksaan, ada bekas puluhan sengatan lebah di tubuh korban," ucapnya.
Aiptu Fahrudin menerangkan, jenazah korban sudah dibawa ke rumah duka dan diurus oleh keluarga.
"Sebagai antisipasi, Polres Pemalang mengimbau segera melapor jika mendapati adanya sarang tawon. Supaya segera ditangani," jelasnya.
Adapun Bahrudiin, warga Dusun Krasak yang menolong korban menuturkan, ia mendengar teriakan dari Tarmin.
"Korban berteriak 'Ya Allah ya Allah', saya yang mendengar langsung berlari ke lokasi."
"Mengetahui banyak tawon saya pakai jas hujan untuk berlindung," katanya.
Ia menerangkan, karena banyak tawon Bahrudiin meminta tolong ke warga yang tak jauh dari lokasi kejadian.
"Namun saat warga datang, Tarmin sudah meninggal dunia. Kondisinya bikin merinding, ada banyak puluhan bekas sengatan."
"Dan kami kemudian menghubungi pihak kepolisian," tambahnya.
Sebenarnya apa itu tawon Vespa affinis?
Vespa affinis (lebah bertali kecil) adalah lebah umum yang berada di Asia di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Negara-negara yang marak dengan tawon ini seperti, Hong Kong, Taiwan, Sri Lanka, Burma, Thailand, Laos, Viatnam, Malaysia, Singapura, hingga Filipina.
Seperti yang diberitakan Kompas.com (16/11/2019), Vespa affinis merupakan tawon predator yang memangsa larva serangga lain, seperti hama pertanian.
Sengatan dan racun yang dimiliki itu sebenarnya dipakai untuk pertahanan atau melindungi diri dan kelompoknya yang diganggu.
Sengatan tawon ini bisa mematikan, apabilan disengat cukup banyak.
Hidup tawon ndas ini secara berkelompok.
Dalam satu sarang bisa terdapat ratusan hingga ribuan individu tawon.
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), Vespa affinis adalah tawon sosial yang paling dikenal di wilayah beriklim tropis dan subtropis.
Tawon ini mempunyai ukuran besar dengan panjang sekitar tiga sentimeter.
Tubuhnya berwarna hitam dengan tanda kekuningan pada wajah, dada, dan ujung perut.
Sementara di Asia, lebah raksasanya adalah Vespa Mandirina yang terkenal di dunia.
Tumbuhnya bisa mencapai empat sentimeter untuk anggota koloni biasa sementara ratunya melebihi ukuran itu.
Dampak sengatan
Saat disengat, manusia akan merasakan nyeri di tempat sengatan.
Bisa juga mengalami nekrotes atau cedera awal yang mengakibatkan matinya sel-sel jaringan hidup.
Korban juga akan mengalami reaksi anafilaksis.
Anafilaksis adalah suatu reaksi alergi berat yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian.
Jika disengat cukup banyak maka korban akan memiliki alergi dengan venomnya (racun) dan bisa fatal.
Biasanya tawon Vespa Affinis ini akan menyerang dan menyengat beramai-ramai.
Akan saat ada individu tawon menyarang maka akan mengeluarkan feromon berbahaya atau alarm Pheromone.
Penanganan
Penanganan harus cepat dilakukan saat disengat tawon ndas.
Jika disengat satu atau dua ekor tawon, bisa ditangani sendiri dengan mengkompres dilokasi yang disengat.
Kompreslah hingga bengkak mereda. Jika masih ada sengatannya, bisa dicabut.
Bisa diberi obat-obatan analgesik dan antihistamin untuk mengurangi rasa nyeri sert mengurangi pembengkakan.
Jika disengat banyak tawon, segera mungkin dibawa ke tim kesahatan untuk memperoleh penangananan lebih lanjut.
Bila korban mengalami edema paru akut atau penumpukan cairan di paru, maka tata laksana edema paru akan diberikan.
Bila mengalami gagal ginjal, maka akan diberi tata laksansa ginjal, seperti hemodialisis.
Warga diminta untuk tidak bertindak sendiri saat melihat sarang tawon.
Karena itu sangat berbahaya. Segera melapor ke petugas keamanan atau pemerintah untuk bertindak. (bud/kcm)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tawon Vespa Affinis, Berbahaya dan Mematikan
Baca juga: Selama 2020, di Blora Ada 1.794 Janda Baru
Baca juga: PPKM di Jawa-Bali, Asosiasi Pariwisata Kabupaten Semarang Sebut Kunjungan Wisata Turun Drastis
Baca juga: Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Positif Virus Corona
Baca juga: Tokoh Agama dan Masyarakat di Tegal Ikuti Istighosah dan Doa Keselamatan Jateng Secara Virtual