Penulis: Desta Leila Kartika
TRIBUNPANTURA.COM, SLAWI - Amblesnya jalan di area objek wisata Clirit View Desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, sangat berdampak dengan jumlah kunjungan yang sangat turun drastis.
Jika biasanya pengunjung bisa mencapai 1.000 orang saat hari libur atau libur panjang, saat ini paling hanya puluhan orang itu pun jarang.
Hal ini diakui oleh Manager Operasional Clirit View, Muhammad Abdul Karim, karena dampak dari amblesnya akses jalan beberapa waktu lalu.
Baca juga: Pengendara yang Melalui Jalan Clirit View Kalibakung Tegal Diimbau Berhati-hati
Baca juga: Angkot Gepeng Tertimpa Pohon, Sopir Tewas Tergencet, Saksi: Tangannya Sempat Melambai Minta Tolong
Baca juga: Opini Aunullah Ala Habib: Isra Miraj dan Pentingnya Sanad Keilmuan
Baca juga: Harga Cabai Rawit di Kota Tegal Masih Teramat Pedas, Capai Rp110.000 Per Kilogram
Dengan kata lain, tidak hanya objek wisata Guci yang terdampak tapi wisata lainnya yang berada di sekitar lokasi juga terkena imbasnya.
Terlebih saat ini akses jalan juga masih dalam tahap perbaikan, sehingga perjalanan terhambat belum lagi semisal turun hujan.
"Kami benar-benar terkena imbasnya, corona belum usai ini ditambah bencana jalan ambles."
"Yang biasanya hari libur panjang pengunjung bisa sampai 1.000an orang, saat ini paling hitungan jari antara 50 orang maksimal 100 orang itupun sangat jarang," ungkap Karim, pada Tribunpantura.com, Kamis (11/3/2021).
Adapun tiket masuk ke objek wisata Clirit View sangat terjangkau yaitu Rp 10 ribu pengunjung sudah bisa menikmati semua spot foto yang ada di lokasi.
Fasilitas sendiri ada beragam spot foto menarik belatarkan pemandangan alam pegunungan seperti rumah hobbit, jembatan kayu, rumah burung, jembatan kaca, taman, dan masih banyak lagi.
Kelebihan utama atau yang menjadi daya tarik wisata Clirit View yaitu suasana asri dan hamparan pohon pinus. Sehingga kesan sejuk akan langsung dirasakan pengunjung saat masuk ke area wisata.
"Kalau kami sebagai pengelola wisata ya harapannya Pemkab bisa segera menyelesaikan proyek pembetulan akses jalannya."
"Supaya bisa kembali seperti semula, atau minimal pengunjung tidak kesulitan lagi saat akan melintas. Karena saat hujan jalan susah dilalui, kami pun karyawan akhirnya jalan kali ke lokasi dan motor diparkir di halaman depan," harapnya.
Dikatakan, saat libur panjang mayoritas pengunjung berasal dari luar kota Tegal. Sedangkan warga lokal biasanya hari Minggu atau hari biasa (weekday).
Untuk fasilitas Cafe buka saat hari libur saja atau Sabtu dan Minggu. Karena saat hari biasa kunjungan sangat sepi.
Jam operasinalnya sendiri hari biasa sebelum ada pandemi buka mulai pukul 08.00 WIB - 22.00 WIB. Namun saat pandemi buka mulai pukul 08.00 WIB - 16.00 WIB mengikuti aturan yang berlaku.
"Kalau hari biasa pengunjung malah paling 10 orang, kadang kurang dari 10 jadi benar-benar sepi. Akhirnya supaya tempat wisata bisa bertahan, karyawan sementara kami liburkan atau istilahnya dibuat sistem rolling," akunya.