Sementara itu, Vita Agustin (12) salah satu murid di SMPN 1 Wonopringgo merasa sangat senang karena bisa mengikuti pembelajaran tatap muka kembali.
"Senang bisa pembelajaran tatap muka lagi, hampir satu tahun tidak ketemu guru dan teman-teman. Apalagi, saya murid baru," katanya.
Sebelum masuk ke sekolah, semua murid dicek suhu badannya, wajib menggunakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir.
"Prokesnya sangat ketat dan di dalam kelas saja ada jaga jarak," imbuhnya.
Terpisah Heri Setiadi (43) orangtua murid di SMPN 1 Wonopringgo mengatakan, ia sedang menunggu anaknya pulang sekolah.
Karena, sekolah tidak memperbolehkan siswa yang mengikuti PTM naik angkutan umum.
"Waktu berangkat ke sekolah, anak memang saya antar. Memang, sekolah tidak memperbolehkan untuk naik angkot."
"Hal ini tujuannya untuk mencegah penyebaran Covid-19," katanya.
Saat disinggung mengenai PTM, ia sangat setuju adanya pembelajaran tatap muka.
"Sudah satu tahun lebih anak saya tidak mengikuti PTM. Adanya PTM saya sangat setuju sekali," kata Heri.
Ia mengungkapkan, anaknya yang bernama Amelia Dwi Herlina kan siswa kelas 7 di SMPN 1 Wonopringgo.
"Siswa baru tapi sudah satu tahun lebih tidak tahu lingkungan sekolah kan kasihan. Jadi saya setuju pembelajaran tatap muka," ungkapnya. (Dro)
Baca juga: Seleksi Penjaringan Perangkat Desa di Blora Diprotes, Peserta Aksi: Seleksi Harus Dibatalkan
Baca juga: Ironi Setahun Pandemi, antara Pengetatan Prokes dan Gunungan Sampah Medis di Jateng
Baca juga: Kagetnya Murodhin saat Rumahnya Dibedah Bupati Batang Wihaji: Saya Tidak Tahu Apa-apa, Jadi Begini
Baca juga: Salat Tarawih Boleh Berjemaah, MUI Jateng Libatkan Pihak Keamanan Jaga Prokes di Masjid Besar