TRIBUNPANTURA.COM, TEGAL - Para perajin tahu dan tempe di Kota Tegal, mendukung adanya aksi mogok produksi serentak se- Jawa yang akan dilakukan selama tiga hari.
Aksi mogok tersebut rencananya dilakukan, pada 21-23 Februari 2022.
Meski mendukung, mereka mengaku tidak akan mogok memproduksi tempe maupun tahu.
Baca juga: Tujuh Bangunan Liar di Tepi Kali Simo Pati Dibongkar Paksa
Baca juga: Eks Napiter di Pemalang Diminta Jadi Agen Perubahan
Baca juga: Tak Patuhi Standar, 10 Mobil Pribadi Terjaring Razia Strobo dan Sirine di Karanganyar
Perajin tempe, Wardoyo (36) mengatakan, ia sangat mendukung aksi dari Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo).
Karena harga kedelai, sejak pandemi Covid-19, terus mengalami kenaikan.
Kini harga kedelai sudah mencapai Rp 11.500 per kilogram.
Padahal normalnya sebelum ada pandemi Covid-19, paling mahal Rp 8.000 per kilogram.
"Saya selaku pengusaha tempe, sangat kesusahan. Kita juga bingung karena peminat tempe berkurang. Biar ada respons pemerintah," katanya kepada tribunpantura.com, Jumat (18/2/2022).
Wardoyo mengatakan, akan tetapi ia tidak bisa ikut-ikutan melakukan aksi mogok produksi.
Ia khawatir jika ikut mogok, justru usahanya akan kerepotan karena tidak mendapatkan penghasilan.
Selain itu, menurut Wardoyo, di Kota Tegal sendiri tidak ada asosiasi atau koperasi yang menaungi para perajin tempe dan tahu.
Pernah ada, tetapi kemudian vakum.
"Saya enggak. Kalau ikut mogok nanti malah repot karena gak ada pemasukan," ujarnya.
Wardoyo berharap, pemerintah bisa menurunkan harga kedelai.
Karena setahun terakhir sejak kenaikan di awal pandemi Covid-19, hingga saat ini belum ada penurunan.