Irawan mengatakan, saat ini ia tergabung ke dalam UMKM binaan BRI, yakni klaster ikan asap dari BRI Unit Balamoa wilayah kerja BRI Kantor Cabang Tegal.
Produk olahan ikan dari Desa Dermasandi pernah ditunjuk untuk mengikuti Bazar Klaster Mantriku di Alun-alun Tegal. Ada pepes ikan teri nasi, ikan asap dan ikan pindang.
Dari bazar tersebut produk pepes teri nasinya semakin dikenal dan memiliki banyak pelanggan.
"Di situ pengunjung banyak yang minat. Kelompok kami sampai QRIS-nya mendapatkan nilai transaksi terbanyak. Alhamdulillah juara satu," ujarnya.
Dampak Program KUR bagi UMKM
Mantri BRI Unit Balamoa, Ahmad Shobirin mengatakan, mayoritas UMKM di Desa Dermasandi usahanya di bidang pengolahan ikan, seperti ikan asap, ikan teri dan lainnya. Sebanyak 80 persen adalah nasabah BRI.
Mereka memasarkan olahan ikannya langsung ke pasar-pasar tradisional.
"Mayoritaskan UMKM, kebanyakan terdaftar di sektor KUR. Beberapa ada yang sudah naik kelas menjadi KUPRA (Kredit Usaha Pedesaan Rakyat) dan KUPEDES (Kredit Umum Pedesaan)," ujarnya.
Shobirin mengungkapkan, sepanjang ia mendampingi sejak 2022, sangat sedikit sekali yang terkendala pembayaran angsuran.
Rata-rata usahanya semakin berkembang, baik dari segi penjualan maupun pemasaran yang semakin luas.
"Progresnya bagus. Pendampingan untuk nasabah-nasabah yang saya dampingi sendiri saja dari yang awalnya pinjam hanya Rp 10 juta, sekarang bisa sampai Rp 20 juta," ungkapnya.
Menurut Shobirin, KUR BRI ini merupakan program pemerintah untuk membantu permodalan UMKM. Dalam program ini, masyarakat bisa mengambil pinjaman Rp 11 juta sampai Rp 100 juta.
Persyaratannya antara lain memiliki usaha yang aktif dan surat izin usaha dari pemerintah desa setempat.
Selain itu, ada juga produk kredit umum KUPRA dan KUPEDES dengan suku bunga sampai 12 persen. Pinjaman modal di atas Rp 100 juta.
"Untuk KUR ini manfaatnya untuk permodalan. Sehingga UMKM permodalannya lancar dan usahanya tambah besar," jelasnya. (*)