Polisi Bunuh Anak Kandung

Polda Jateng Pastikan Kejiwaan Polisi Pembunuh Bayi 2 Tahun dalam Kondisi Sehat

Penulis: iwan Arifianto
Editor: m zaenal arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEMBUNUHAN BAYI - Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto. Polda Jawa Tengah memastikan bahwa Brigadir AK berada dalam kondisi sehat baik secara fisik maupun mental.

TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG – Polda Jawa Tengah memastikan bahwa Brigadir AK, tersangka dugaan pembunuhan anak kandungnya yang masih berusia 2 bulan, berada dalam kondisi sehat baik secara fisik maupun mental.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, menegaskan bahwa selama menjalani penahanan atau penempatan khusus (patsus), Brigadir AK tidak menunjukkan adanya gangguan psikologis.

"Brigadir AK tidak mengalami gangguan psikologis, dia normal dan sehat," ujar Artanto, Rabu (12/3/2025).

Menanggapi usulan tes kejiwaan terhadap Brigadir AK, Artanto menyatakan bahwa semua usulan akan dipertimbangkan, namun hal tersebut bergantung pada perkembangan penyidikan.

"Kalau usulan tes kejiwaan nanti akan disesuaikan dengan dinamika penyidikan," tambahnya.

Sejauh ini, Polda Jateng masih mendalami motif di balik tindakan yang dilakukan oleh Brigadir AK.

Baca juga: Kronologi Versi Ibu Korban Kasus Kematian Bayi 2 Bulan yang Diduga Dibunuh Anggota Polda Jateng

Artanto menyebut bahwa analisis lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap alasan di balik dugaan pembunuhan tersebut.

"Pendalaman itu penting untuk mengetahui motif dari Brigadir AK, baik dari teman wanitanya maupun dari dirinya sendiri," jelasnya.

Sebelumnya, Indonesia Police Watch (IPW) meminta Polda Jateng untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap Brigadir AK.

Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso, menilai bahwa tindakan yang dilakukan oleh Brigadir AK menunjukkan potensi adanya tekanan psikologis yang berat.

"Menurut saya agak sulit membayangkan seorang ayah membunuh anaknya sendiri jika tidak berada dalam kondisi kejiwaan yang sangat berat," kata Sugeng, Selasa (11/3/2025).

Meski menyinggung aspek kejiwaan, Sugeng menegaskan bahwa tindakan Brigadir AK tidak bisa langsung dikaitkan dengan beban kerja di kepolisian.

"Kalau dia mengalami tekanan kerja yang berat, biasanya yang terjadi adalah bunuh diri, bukan justru tindakan terhadap anaknya," ujarnya.

Sugeng juga menekankan pentingnya menelusuri latar belakang kejiwaan Brigadir AK, baik dari lingkungan keluarga maupun catatan kinerjanya di kepolisian.

"Kondisi mentalnya bisa ditelusuri dari orang-orang terdekatnya, baik di lingkungan keluarga maupun tempat kerjanya di Polda Jateng," pungkasnya.

Baca juga: Polda Jateng Ungkap Fakta Baru Kasus Pembunuhan Bayi oleh Brigadir AK, Belum Resmi Menikah

Halaman
12