Berita Tegal

Pulang dari Pasar, Pasutri di Tegal Meninggal Tertabrak KA Kamandaka

Sungguh nahas nasib pasangan suami istri Dasiki (57) dan Sanuti, warga asal Desa Lawatan, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal.

Istimewa
Pasangan suami istri di Kabupaten Tegal, meninggal dunia tertabrak KA Kamandaka di perlintasan kereta api Desa Pepedan, Jumat (21/8/2020) pagi. 

TRIBUN-PANTURA.COM, SLAWI - Sungguh nahas nasib pasangan suami istri Dasiki (57) dan Sanuti, warga asal Desa Lawatan, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal.

Pulang dari pasar, keduanya meninggal dunia tertabrak Kereta Api (KA) Kamandaka di perlintasan kereta api Desa Pepedan, Kecamatan Dukuhturi, Jumat (21/8/2020).

Kecelakaan tersebut terjadi sekira pukul 06.50 WIB.

Setelah tertabrak, keduanya langsung meninggal dunia di lokasi dengan luka cukup parah.

Akurasi Hanya 30 Persen, Pemkab Wonosobo Wajibkan Wisatawan yang Masuk untuk Rapid Test

Sebanyak 120 Santri Asal Kabupaten Tegal Laksanakan Rapid Test

Cek-cok di Hajatan Berbuntut Penusukan Hingga Tewas, Tersangka : Saya Hanya Emosi Sesaat

Diduga Supir Mengantuk, Truk Tabrak Guardil di KM 338 Tol Pemalang-Batang

KA Kamandaka yang melintas dari arah selatan, tujuan Purwokerto- Semarang.

Sementara Dasuki dan Sanuti hendak menyeberang dari arah timur.

Perlintasan kereta api yang dilintasi Dasiki dan Sanuti, ternyata tanpa palang pintu.

Relawan BPBD Kabupaten Tegal, Sartono mengatakan, pasangan suami istri itu langsung meninggal dunia.

"Iya langsung meninggal dunia. Keduanya langsung dibawa ke RSI PKU Muhammadiyah Tegal," kata Sartono kepada tribunpantura.com.

Sartono mengatakan, pasangan suami istri itu dari pasar hendak pulang ke rumah.

Heboh Naturalisasi Terselubung Lewat Tiga Klub Liga 1, Begini Tanggapan Exco PSSI

Jual Togel, Warga Kemranjen Diamankan Sat Reskrim Polresta Banyumas

Berikut Daftar 9 Orang Bekas Pejabat Nonjob di Tegal dan Anggaran TPP yang Harus Dikembalikan

Dicari Ratusan Relawan SAR, Eksan Ditemukan Telanjang Bulat Dalam Kondisi Lemas di Depan MTS

Kemudian saat hendak menyeberang perlintasan kereta api keduanya tidak menengok kanan dan kiri terlebih dahulu.

Menurut Sartono, di perlintasan kereta api tersebut juga tidak memiliki palang pintu.

"Iya betul belum ada palang keretanya. Jadi keduanya pulang dari pasar. Mereka juga tiap hari ke pasar," ungkapnya. (fba)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved