Berita Slawi
Menelusuri Jejak Kehidupan Purba Situs Semedo.
Dari sana pula sejarah tentang evolusi kehidupan manusia bisa diketahui, termasuk temuan fosil kepingan tengkorak kepala Homo erectus di Situs Semedo
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Rival Almanaf
TRIBUN-PANTURA.COM, SLAWI – Kehidupan purba memang selalu menarik untuk diteliti.
Dari sana pula sejarah tentang evolusi kehidupan manusia bisa diketahui, termasuk temuan fosil kepingan tengkorak kepala Homo erectus di Situs Semedo berusia sekitar 700 ribu tahun.
Kepingan tengkorak manusia purba tersebut kini menjadi koleksi unggulan Museum Situs Semedo, di Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal.
Dibangun secara bertahap sejak tahun 2015, Museum Situs Semedo yang dikelola Direktorat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI ini, rencananya akan menampung kurang lebih 3.100 koleksi benda-benda arkeologis dan geologis yang menggambarkan kekayaan bumi dari berbagai perspektif.
• Sedapnya Nasi Adep-adep Khas Tegal, Kuliner yang Berasal dari Tradisi Pernikahan
• Ganjar Sebut Seluruh Calon Taruna Akmil yang Positif Covid-19 Sudah Sembuh Semua
• Update Virus Corona Kabupaten Batang Selasa 8 September, Kecamatan Batang Paling Tinggi Penularan
Informasi tersebut diperoleh saat Bupati Tegal Umi Azizah, melakukan kunjungannya meninjau kesiapan penataan koleksi di Museum Situs Semedo, Jumat (4/9/2020) lalu.
Museum yang rencananya baru dibuka di tahun 2021 ini, akan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi masyarakat dan juga arkeologi nasional.
Sebab, selain memamerkan koleksi fosil dan diorama yang menceritakan kehidupan purba, museum ini juga akan difungsikan sebagai pusat penelitian Situs Semedo.
Umi berharap, keberadaan museum ini mampu membangkitkan minat generasi muda pada ilmu pengetahuan.
“Di sini, siapa pun bisa berpetualang menyusuri ruang waktu, melihat perkembangan kehidupan flora, fauna dan manusia purba,” tutur Umi, dalam rilis yang diterima Tribun-Pantura.com, Selasa (8/9/2020).
Melihat penataan ruang di lokasi museum yang berdiri di atas lahan seluas 10.582 meter persegi ini, Umi mengaku senang.
Menurutnya, penataan dan desain interior pada ruang pamer museum sangat menarik, ditunjang aspek pencahayaan yang mendukung setiap orang betah membaca informasi dan mengamati koleksi museum.
“Keberadaan museum manusia purba ini akan menjadi destinasi wisata edukasi yang menarik dan banyak dikunjungi masyarakat."
"Untuk itu, saya mengajak seluruh warga Semedo bisa menjaga kelestarian lingkungan hidup, menata kampungnya untuk menciptakan desa sadar wisata."
"Menata kampung ini bisa dengan penghijauan menggunakan pohon peneduh, membuat taman bunga di depan rumah, menjaga rumah-rumah kayunya sebagai keunikan atau kekhasan Semedo hingga menjaga kebersihannya,” pesan Umi.
Tak lupa, Umi juga menyampaikan apresiasinya kepada para pegiat fosil setempat seperti Dakri, Anshori, Duman dan Sunardi.