Berita Regional
Kisah Pencari Kerja di Masa Pandemi, 15 Kali Lamaran Ditolak Kini Jatuh Bangun Jual Makanan
Pandemi Covid-19 membuat kehidupan semakin puruk. Banyak perusahaan memecat karyawannya hingga belum menerima karyawan baru hingga saat ini.
“Tapi gue dengar kabar dari ibu, dia itu gadai emas dan akhirnya gue mutusin buat bayar uang gadaiannya serta kasih uang gue buat biaya hidup di rumah. Setelah itu gue ngerasa hampa, enggak punya apa-apa,” katanya.
Demi ibunya, ia rela tak memiliki uang. Keluarga baginya adalah yang utama.
Dari bulan Februari hingga Oktober, bisa dibilang Junaedi tak berpenghasilan. Sementara waktu dia menggantungkan hidup dengan orangtuanya.
Berani bangkit
Pada Juni lalu, Junaedi mewujudkan cita-cita untuk menjual minuman kopi dalam kemasan botol.
Untuk urusan mencicipi rasa minuman kopi, Junaedi dibantu oleh rekan yang juga pernah bekerja di tempat sama.
“Gue coba beraniin diri buat minjam uang sama orang, buat bikin usaha kopi botolan. Resep diracik gue sendiri,” tambah laki-laki kelahiran Jakarta ini.
Bermodalkan Rp 500.000, ia memberanikan diri untuk memulai usaha minuman kopi botolan. Selama sebulan berjalan, Junaedi kembali terpuruk.
“Mandek karena yang jual banyak, dan ini cuma online aja. Sudah gitu enggak ada varian lain,” ujar Junaedi.
Junaedi tak patah arang saat usahanya tersendat.
Ia kembali memberanikan diri untuk membuka usaha kudapan. Bakso, otak-otak, dan sosis bakar menjadi pilihan yang ia jajakan dengan modal Rp 1,3 juta, hasil dari meminjam uang kakaknya
“Setelah bisnis kopi botolan mandek, gue coba pinjam uang sama kakak gue buat buka usaha depan rumah seperti sekarang ini. Ya alhamdulillah berjalan,” ujarnya.
Ia membuka usaha berjualan makanan di depan rumahnya, di Jalan Menteng Tenggulun No 13 RT 011/RW 01, Menteng, Jakarta Pusat. Setiap hari usaha makanannya buka mulai pukul 16.00-22.30 WIB.
Ia menargetkan pembeli dari warga sekitar. Menurut Junaedi, makanannya bisa dikonsumsi segala kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Usaha makanannya sudah berjalan seminggu. Setiap hari, ia mendapatkan omzet penjualan Rp 45.000.