Penanganan Corona
Musim Hujan Datang, Waspada Klaster Pengungsian Jadi Penularan Virus Corona
Sebagian wilayah di Jawa Tengah telah memasuki musim penghujan. Bencana yang disebabkan curah hujan tinggi biasanya banjir dan tanah longsor.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Rival Almanaf
TRIBUN-PANTURA.COM,SEMARANG - Sebagian wilayah di Jawa Tengah telah memasuki musim penghujan. Bencana yang disebabkan curah hujan tinggi biasanya banjir dan tanah longsor.
BMKG memprediksi Jateng termasuk wilayah yang terkena anomali iklim La Nina. La Nina diketahui membawa efek peningkatan curah hujan pada wilayah yang dilalui.
Peningkatan curah hujan seiring dengan awal musim hujan maupun akibat La Nina berpotensi memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
• Pemkab Batang Gencarkan Program Zero Covid-19, Pasien Isolasi Mandiri Dapat Rp 1 Juta per Bulan
• Unjuk Rasa Penolakan UU Cipta Kerja di Kabupaten Tegal Tanpa Kericuhan, Bupati Temui Peserta Aksi
• Satu Perawat Puskesmas Kabupaten Batang Dinyatakan Positif Covid-19
Anggota Komisi E (Bidang Kesejahteraan Rakyat) DPRD Jawa Tengah, Yudi Indras Wiendarto meminta agar pemerintah melakukan pemetaan bencana.
"Pemetaan bencana harus lebih detail. Pemasangan early warning system (alat peringatan dini bencana) dilakukan dan alatnya juga di cek. Apakah masih fungsi atau tidak," kata Yudi, Jumat (9/10/2020).
Politikus Partai Gerindra ini juga meminta agar pemerintah provinsi memetakan titik- titik pengungsian.
Bencana banjir maupun tanah longsor parah biasanya memaksa warga terdampak untuk mengungsi ke tenda ataupun tempat pengungsian yang aman.
Meskipun demikian, Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jateng ini mengingatkan ada ancaman penularan virus corona yang bisa meluas hingga menjadi klaster pengungsian.
"Jika terjadi bencana dan banyak pengungsi yang berada di satu titik maka akan rawan terjadi penularan Covid-19. Bisa menjadi klaster pengungsian," ucapnya.
Yudi menekankan mesti ada penambahan titik pengungsian di semua daerah. Terutama daerah yang memiliki potensi bencana tinggi.
Alasan penambahan titik pengungsian tersebut adalah untuk mencegah penularan Covid-19 saat terjadi bencana alam.
"Karena itu, segera dilakukan pencegahan dengan melakukan pemetaan wilayah pengungsian. Protokol kesehatan mesti tetap dijalankan di pengungsian," tandasnya.
Sesuai prediksi, awal musim hujan tak akan terjadi bersamaan di 35 kabupaten/kota di Jateng. Hujan akan dimulai pada dasarian Oktober (10 hari pertama Oktober) untuk wilayah selatan Jateng, semisal Cilacap dan Kebumen. Beberapa wilayah lain baru akan mengalami hujan pada November.
Sesuai data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), banjir rawan terjadi di 32 kabupaten/kota atau 91,42 persen wilayah Jateng.
Jumlah kecamatan yang rawan banjir ada 295 dan tersebar di 1.674 desa. Di lokasi itu ada 743.264 kepala keluarga (KK).
• Wallace Costa Bolak-balik Brasil Indonesia Gara-gara Liga 1 yang Belum Jelas
• Tol di Atas Awan Jadi Pembangkit Perekonomian Mikro Warga Desa di Kecamatan Bawang Batang
• Jadwal Samsat Keliling Kajen Kabupaten Pekalongan Hari Ini, Jumat 9 Oktober 2020