Berita Batang
Berdiri Hampir Setengah Abad, Warung Es Campur Pak Tasaan di Kabupaten Batang DisebutLegendaris
Warung kecil yang terbuat dari kayu di sudut Jalan Dr Sutomo Kabupaten Batang, yang berdekatan dengan RSUD Kalisari Batang selalu dipenuhi pelanggan.
Penulis: budi susanto | Editor: Rival Almanaf
TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Warung kecil yang terbuat dari kayu di sudut Jalan Dr Sutomo Kabupaten Batang, yang berdekatan dengan RSUD Kalisari Batang selalu dipenuhi pelanggan.
Dari kejauhan terpasang tulisan es campur mantap rasa Pak Tasaan pada kaca yang dipasang di depan warung tersebut.
Tak hanya anak muda, bahkan orang tua juga hilir mudik untuk membeli es campur di warung kecil itu.
Lebih mendekat, seorang wanita paruh baya sangat sibuk meracik berbagai bahan, seperti kacang, roti tawar, kacang hijau, olahan tepung beras, santan hingga gula merah untuk dijadikan es campur.
Baca juga: Kisah Penjual Gulali Rambut Nenek di Semarang, Bertahan untuk Lestarikan Jajanan Tempo Dulu
Baca juga: Bupati Wihaji Sebut BKPM Punya Kompetensi Memfilter Calo Investasi dan Percepatan Perijinan
Baca juga: Truk Angkut 21 Orang Pendaki Gunung Lawu Terguling di Kebun Teh
Di sela-sela kesibukan wanita itu dan panantian para pembeli, papan berukuran tak terlalu besar bertuliskan sejak 1977 terpasang pada dingding warung es campur tersebut.
Warung es campur legendaris beberapa palanggan yang tengah menanti menyebut warung yang ada di sudut Jalan Dr Sutomo Batang itu.
Tak beberapa lama pesanan para pelanggan pun disajikan oleh wanita yang mengaku bernama Puji (39).
Puji merupakan anak dari Tasaan pemilik warung es campur yang sudah berdiri hampir setangah abad.
Disela kesibukannya Puji mengaku, ia bersama empat saudaranya dan sang ayah bergantian menjaga warung es campur tersebut.
"Setiap hari buka dari pukul 08.00 WIB hingga 22.00 WIB, yang membantu juga saudara saya dan ayah, jadi sistemnya giliran," paparnya sembari melayani pembeli, Sabtu (31/10/2020).
Dengan harga Rp 7 ribu untuk setiap mangkuk es campur, Puji mengaku warung es campur itu menjadi andalan keluarga mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Dari saya sekolah sudah diajarkan ayah untuk jaga warung, dan kini hampir setengah abad warung ini berdiri, anak-anak dari ayah saya tetap menjaganya," paparnya.
Tangan terampil Puji dalam meracik es campur seolah menggambarkan, pengalaman ia bertahun-tahun lamanya membantu di warung es campur legendaris tersebut.
Menyoal rasa dan resep, Puji menerangkan, masih sama seperti awal dibuknya warung tersebut.
"Kalau resepnya masih sama seperti awal dibuka, karena yang mengajari kami ayah langsung," ucapnya.
Kesibukan Puji pun sedikit terbantu, saat Dewi (41) kakak Puji datang untuk membantu melayani pelanggan.
Sang kakak juga terlihat terampil dalam meracik es campur untuk pelanggan yang sudah mengantre.
Baca juga: Gagal di CPNS 2019? Siap-siap Coba Lagi Tahun 2021, Formasinya Lebih Banyak
Baca juga: Serikat Buruh Karanganyar Tetap Meminta Adanya Kenaikan UMK 2021
Baca juga: Jalan Penghubung Warga Perbatasan Semarang-Kendal Terancam Terputus Akibat Longsor
"Setiap hari ada ratusan pelanggan, kalau dirata-rata ya tidak bisa, karena kami tidak pernah menghitung. Yang penting ada saja yang datang untuk membeli es campur," imbuhnya.
Adapun seorang pelanggan yang ditemui Tribunjateng.com, di warung es campur tersebut mengaku, tempat ia membeli es campur sudah berdiri pada 1977.
"Kalau saya menyebutkan warung es campur legendaris, karena bertahun-tahun warung ini berdiri dan yang dijual hanya es campur. Bahkan karena rasanya yang tak berubah, banyak pelanggan merasa ketagihan dan bisa bernostalgia di warung ini," tambah Ahmad Udin, satu di antara pelanggan asal Kota Pekalongan. (bud).