Berita Semarang
Pentingnya Menambah Jumlah dan Sebaran Warga Dunia yang Mampu Berbahasa Indonesia
Bahasa Indonesia punya kelebihan, di antaranya penuturnya yang mencapai 200 juta sebab luasnya wilayah di Indonesia.
TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - Bahasa Indonesia punya kelebihan, di antaranya penuturnya yang mencapai 200 juta sebab luasnya wilayah di Indonesia.
Selain itu, kekayaan alam dan budaya membuat kosakata bahasa Indonesia kaya.
Kombinasi kedua hal tersebut membuat banyak orang yang tertarik untuk ke Indonesia, baik untuk wisata, kepentingan pendidikan, hingga urusan diplomasi, politik, dan pekerjaan.
Baca juga: Akibat Pohon Tumbang, Arus Lalu Lintas di Pekalongan Macet 3 KM
Baca juga: Merapi Berstatus Siaga, BPBD Kab Boyolali Siapkan 100 Ribu Masker
Baca juga: Polisi Terapkan Sistem Contraflow, di Lokasi Pohon Tumbang di Jalur Pantura Pekalongan
Baca juga: Tak Ingin Anak-anak Jadi Korban, Istri Kades Cabut Laporan KDRT, Polisi: Suami Sudah Tersangka
Sejurus itu, bahasa Indonesia bisa semakin diinternasionalkan agar lebih banyak digunakan oleh warga dunia, salah satunya melalui program BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing).
“Menyebarkan bahasa Indonesia ke mancanegara, menambah jumlah dan sebaran warga dunia yang mampu berbahasa Indonesia dan memahami Indonesia,” terang Dr. Ganjar Harimansyah, M.Hum., Kepala Balai Bahasa Jateng menjelaskan tujuan BIPA, dalam acara Webinar Nasional Peringatan Bulan Bahasa 2020 dengan penyelenggara 3 instansi, yaitu FPBS UPGRIS, Balai Bahasa Jawa Tengah, dan FKIP Unissula, pada Kamis (5/11/2020).
Selain itu, Ganjar juga menjelaskan, BIPA punya peluang memperkuat keberadaan, peran, dan pengaruh Indonesia di kancah persahabatan dan persaingan di dunia internasional.
Di sisi lain, dosen Pendidikan bahasa Inggris Universitas PGRI Semarang Dr Dyah Nugrahani menyebut bahasa Indonesia populer di beberapa negara selain Indonesia sendiri.
“Beberapa negara bahkan menjadikan bahasa Indonesia sebagai mata kuliah ataupun mata pelajaran wajib di dalam lembaga pendidikannya. Salah satunya di Hankuk University of Foreign Studies (HUSF), Korea Selatan,” ungkap Dyah.
Dyah menambahkan, kampus ternama di Korea Selatan itu termasuk salah satu universitas terbaik di Korea Selatan yang telah berdiri sejak tahun 1954, sehingga keputusan mereka membuka jurusan bahasa Indonesia membuat posisi bahasa Indonesia semakin dipertimbangkan di kancah Asia Tenggara.
Baca juga: BREAKING NEWS: Pohon Tumbag Timpa Truk di Wiradesa Pekalongan, Jalur Pantura Macet Parah
Baca juga: Pacaran di Alun-alun Brebes, Pemuda Sumsel Tewas Dikeroyok, Diduga karena Masalah Ini
Baca juga: Dewan Pengupahan Kudus Sepakati UMK 2021 Naik 3,27 Persen, Hatorpo Punya Keinginan Ini
Baca juga: Suami Bacok Pria yang Bermesraan dengan Istrinya di Warung Bebek hingga Tewas
Sementara itu, Dr. Evi Chamalah, M.Pd., dosen FKIP Unissula, menyoroti perlunya sikap positif dari masyarakat dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
“Sikap penutur sangat menentukan perkembangan bahasa Indonesia," terangnya.
Evi mencontohkan ada banyak contoh kata yang diucapkan dalam aktivitas keseharian dan dianggap wajar meski sebenarnya kurang tepat, seperti “meng-apply”, “memfixkan”, “ngeprint”, dan lainnya.