Merapi
Erupsi Merapi dan Pandemi, Warga Magelang Mulai Mengungsi di Bilik Bersekat
Meskipun status Gunung Merapi level III atau siaga, ratusab warga Kabupaten Magelang sudah mengungsi, Jumat (6/11/2020).
TRIBUN-PANTURA.COM,SEMARANG - Meskipun status Gunung Merapi level III atau siaga, ratusab warga Kabupaten Magelang sudah mengungsi, Jumat (6/11/2020).
Mereka mengungsi di gedung pertemuan Desa Deyangan dan Desa Banyurojo Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Mereka yang mengungsi di Desa Deyangan adalah warga di lereng Merapi, yakni Dusun Trono Desa Krinjing, Pugeran dan Trayem.
Sementara pengungsi di Desa Banyurojo adalah warga Dusun Babadan, Paten Kecamatan Dukun.
Baca juga: Menelisik Simbol Jasa Keamanan Truk Jalur Pantura
Baca juga: Jadwal Samsat Keliling Kota Tegal Hari Sabtu 7 November, Buka di Pasar Bandung dan 2 Tempat Lainnya
Baca juga: Dekati Istri Orang, Coro di Blora Ditangkap Polisi Gara-gara Ini
Baca juga: Nikah Siri dengan Caleg DPRD Ketua KPU Dipecat, Dapat iPhone dan Janjikan Penambahan Suara
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang meninjau tempat pengungsian mengapresiasi Pemkab Magelang yang telah menyiapkan tempat pengungsian sesuai protokol kesehatan untuk mengantisipasi penularan covid.
"Ini bagus, jadi antar-keluarga bisa dibatasi. Dengan cara ini, meskipun di posisi pengungsian mereka aman karena protokol kesehatan terjaga. Ketika mereka masuk, semuanya juga di-rapid (tes cepat corona," kata Ganjar melalui keterangan tertulis.
Di tempat pengungsian itu dibikin bilik bersekat- sekat menggunakan triplek setinggi sekitar 1,5 meter dan lebar 2 meter persegi. Masing-masing sekat, hanya bisa digunakan pengungsi yang merupakan satu keluarga.
Penerapan protokol kesehatan di tempat pengungsian, kata dia, sangatlah penting. Apalagi, banyak pengungsi yang masuk dalam kelompok rentan, karena sudah lanjut usia dan anak-anak.
"Maka cara ini yang paling bagus dan semoga menginspirasi daerah lainnya," tandasnya.
Kepala daerah lain yang masuk daerah bahaya erupsi Merapi semisal Boyolali dan Klaten diminta untuk segera menyiapkan tempat pengungsian seperti di Magelang itu.
Jika tidak bisa, maka pembatasan bisa dilakukan dengan cara digambar di lantai atau dibikin sekat menggubakan kardus.
"Ini the best dan sampai sekarang belum ada yang buat seperti ini. Maka kalau ini dijadikan contoh, ini keren dan bisa mengantisipasi penularan di saat pandemi," ujarnya.
Mereka akan mengungsi sampai kondisi Merapi dinyatakan aman.
Baca juga: BLT Pekerja Termin II Segera Cair, Menaker Ida Fauziyah: Subsidi Gaji Mulai Ditransfer Hari Minggu
Baca juga: Sekolah di Jateng Mulai Terapkan PTM, Komisi E DPRD Jateng Minta Guru dan Siswa Lakukan Tes Swab
Baca juga: Update Pilpres AS, Joe Biden Dekati Angka Kemenangan, Trump Ngamuk: Mereka Coa Curi Pemilu!
Baca juga: Foto Ngajinya di Emperan Toko Viral, Pemulung Belia Ini akan Diagkat Jadi Direktur di Subang
Seorang pengungsi, Samini (50), mengatakan merasa nyaman dengan kondisi pengungsian yang disiapkan tersebut. Sebab, semua pengungsi dipisah dengan keluarga masing-masing.
"Nyaman teng mriki, soale dipisah-pisah (nyaman di sini, soalnya dipisah-pisah)," ucapnya.
Ia pun membandingkan saat mengungsi saat Merapi erupsi pada 2010 silam.
"Mbiyen umpel-umpelan, sakniki jembar (dulu berdesakan, sekarang lebih lebar tempatnya)," ucapnya.(mam)